MACAM-MACAM TANDA BACA DALAM BAHASA INDONESIA
(Mata Kuliah Bahasa Indonesia)
Penyusun : 1. Chintia Eka Putri
2. Desi Rahmawati
3. Winarti
Program
Studi : Pendidikan Anak Usia
Dini
Mata
Kuliah : Pendidikan Bahasa
Indonesia
Dosen : Bambang Riadi, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kali
kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku
dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna.
Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan
sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini
masih sering terjadi, bahkan berulang kali. Ketidakfahaman terhadap tata bahasa
Indonesia-lah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang
telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan
ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia,
karena salah satu dampak negatifnya
ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh
anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan
memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang tanda-tanda baca, sehingga
kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Sebutkan
macam-macam tanda baca dalam penulisan Bahasa Indonesia?
b. Bagaimana
cara penggunaan tanda baca ellipsis ( ... ), tanda baca tanya (?), tanda baca
seru ( ! ), tanda baca kurung ( (...) ), tanda baca kurung siku ([...]), tanda
baca petik ( “ ...“ ), tanda baca petik tunggal (‘...’) dan tanda baca garis
miring ( / ).
1.3 Tujuan
a. Agar
mengetahui berbagai macam tanda baca.
b. Agar
dapat menggunakan macam-macam tanda baca dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
BAB
II
PEMBAHASAN
Macam-macam
Tanda Baca Dalam Bahasa Indonesia.
1.
Tanda
Ellipsis (...)
1. Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, marilah kita
bergerak.
2. Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan
diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri
sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik untuk
menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus
digunakan dengan hati-hati ....
2.
Tanda
Tanya (?)
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2.
Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia
dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya
sebanyak 10 milyar rupiah (?) hilang.
3.
Tanda
Seru (!)
Tanda seru
dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Bersihkan
kamar itu sekarang juga!
Merdeka!
4.
Tanda
Kurung (( ... ))
1.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaa sudah selesai
menyusun DIP (Daftar Isian Proyektor) kantor itu.
2.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan
baru dalam pasaran dalam negeri.
3.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a)
alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
4.
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
5.
Tanda
Kurung Siku ([ ... ])
1. Tanda kurung
siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
2. Tanda kurung
siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu
dibentangkan di sini.
6.
Tanda
Petik (“ ... “)
1. Tanda petik
mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,”Bahasa
negara ialah Bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik
mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada
halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik
mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan
cara “coba dan ralat” saja.
4.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat
julukan “Si Hitam”.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik
penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas
baris.
7.
Tanda
Petik Tunggal (‘ ... ‘)
1. Tanda petik
tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar
teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak
Ham.
2. Tanda petik
tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti ‘balikan’.
8.
Tanda
Garis Miring ( / )
1. Tanda garis
miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun Akademik 2013/2014
2. Tanda garis
miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam
berbahasa Indonesia kita sangat memerlukan panduan yang baik dan benar, salah
satunya dalam penggunaan tanda baca dalam kalimat berbahasa Indonesia, agar
kalimat tersebut lebih jelas dan mudah dipahami. Maka dari itu dibuatlah makalah
ini untuk memberikan pedoman dalam penggunaan tanda baca dalam ejaan berbahsa
Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa perguruan tinggi.
Tanda
baca terdiri dari beberapa bagian, diantaranya tanda baca ellipsis ( ... ),
tanda baca tanya ( ? ), tanda baca seru ( ! ), tanda baca kurung ((...)), tanda
baca kurung siku ( [...] ), tanda baca petik ( “... “ ), tanda baca petik
tunggal (‘...’) dan tanda baca garis miring ( / ).
3.2 Saran
Diharapkan
untuk generasi muda sekarang dan mendatang dapat menggunakan ejaan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan aturan yang ada. Serta dapat
menggunakan berbagai tanda baca yang ada secara tepat. Sehingga
kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar