counter

Selasa, 15 April 2014

Tugas Makalah Bahasa Indonesia_Macam-macam Tanda Baca



MACAM-MACAM TANDA BACA DALAM BAHASA INDONESIA
(Mata Kuliah Bahasa Indonesia)


Penyusun                     : 1. Chintia Eka Putri
                                       2. Desi Rahmawati
                                       3. Winarti
Program Studi             : Pendidikan Anak Usia Dini
Mata Kuliah                : Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen                          : Bambang Riadi, M.Pd.



 
UNILATAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna.

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang kali. Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesia-lah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak  negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini.


Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.


1.2  Rumusan Masalah
a.       Sebutkan macam-macam tanda baca dalam penulisan Bahasa Indonesia?
b.      Bagaimana cara penggunaan tanda baca ellipsis ( ... ), tanda baca tanya (?), tanda baca seru ( ! ), tanda baca kurung ( (...) ), tanda baca kurung siku ([...]), tanda baca petik ( “ ...“ ), tanda baca petik tunggal (‘...’) dan tanda baca garis miring ( / ).

1.3  Tujuan
a.       Agar mengetahui berbagai macam tanda baca.
b.      Agar dapat menggunakan macam-macam tanda baca dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN


Macam-macam Tanda Baca Dalam Bahasa Indonesia.

1.      Tanda Ellipsis (...)

1.      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

2.      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

2.      Tanda Tanya (?)

1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?

2.      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 milyar rupiah (?) hilang.

3.      Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Merdeka!

4.      Tanda Kurung (( ... ))

1.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaa sudah selesai menyusun DIP (Daftar Isian Proyektor) kantor itu.

2.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.


3.      Tanda kurung mengapit angka atau huruf  yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

4.      Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).

5.      Tanda Kurung Siku ([ ... ])

1.      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.

6.      Tanda Petik (“ ... “)

1.      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,”Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
2.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.

3.      Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

4.      Tanda petik  penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”

5.      Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

7.      Tanda Petik Tunggal (‘ ... ‘)

1.      Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Ham.

2.      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti ‘balikan’.

8.      Tanda Garis Miring ( / )

1.      Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun Akademik 2013/2014

2.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berbahasa Indonesia kita sangat memerlukan panduan yang baik dan benar, salah satunya dalam penggunaan tanda baca dalam kalimat berbahasa Indonesia, agar kalimat tersebut lebih jelas dan mudah dipahami. Maka dari itu dibuatlah makalah ini untuk memberikan pedoman dalam penggunaan tanda baca dalam ejaan berbahsa Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa perguruan tinggi.
Tanda baca terdiri dari beberapa bagian, diantaranya tanda baca ellipsis ( ... ), tanda baca tanya ( ? ), tanda baca seru ( ! ), tanda baca kurung ((...)), tanda baca kurung siku ( [...] ), tanda baca petik ( “... “ ), tanda baca petik tunggal (‘...’) dan tanda baca garis miring ( / ).

3.2  Saran
Diharapkan untuk generasi muda sekarang dan mendatang dapat menggunakan ejaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan aturan yang ada. Serta dapat menggunakan berbagai tanda baca yang ada secara tepat. Sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar