Nama : Winarti
NPM : 1313054065
Makul :
Pengenalan Peserta Didik
Dosen :
Ibu Citra Abriani Maharani, S.Pd., M.Pd., Kons
Masalah
Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak
Kali ini saya akan membahas permasalahan anak dari salah
satu TK Bandar Lampung. Saya akan membahas permasalahan dari anak yang bernama
Reni. Berikut adalah ulasannya.
Reni ini adalah anak dari kelas B2 di TK tersebut.
Latar belakang keluarga Reni adalah ayahnya yang sibuk bekerja dan ibunya
sebagai ibu rumah tangga biasa. Reni selalu diantar dan ditemani ibunya dari
berangkat sekolah hingga pulang sekolah.
Dari pengamatan saya selama beberapa minggu di TK tersebut,
Reni ini anaknya cenderung pendiam soalnya kalau tidak diajak berbicara ia
hanya diam saja. Dalam hal bersosialisasi pun ia tidak mau berbaur dengan
teman-temannya yang lain, bila tidak diajak main dengan temannya maka ia pun
hanya terdiam dan sibuk sendiri. Reni juga anaknya belum bisa mandiri, ia
selalu mendekat pada ibunya.
Dari ulasan di atas, maka dapat kita lihat beberapa
permasalahan Reni dari berbagai segi antara lain:
A.
Segi Sosial
Sosial adalah dimana kita dapat berinteraksi dengan
sesama sehingga kita bisa menemukan hal baru dari interaksi tersebut.
Dari segi sosial, reni cenderung bersifat pasif atau
diam. Baik berada di dalam kelas maupun di luar kelas saat jam istirahat tiba.
Ketika di dalam kelas, reni ini terlihat murung, tidak bersemangat seperti
teman-temannya yang lain. Sebagai contoh dari pengamatan saya ketika jam
pelajaran dengan tema mewarnai. Reni tidak membawa banyak pensil warna.
Ketika itu saya mengamati satu per satu anak saat
mewarnai dan saya melihat beberapa hasil mewarnainya Reni hanya warna
kuning,hitam, dan warna merah saja. Lalu saya tanya Reni mengapa kok hanya 3
warna itu saja?. Reni lalu menjawab tidak membawa pensil warna banyak bu, hanya
bawa 3. Lalu saya tanya dia lagi mengapa tidak meminjam dengan teman-teman?.
Reni hanya menggeleng-gelengkan kepala saja.
Setelah itu saya tanya kembali, mengapa kok diam
saja tidak pinjam ke teman-teman? Apa reni malu? Dan ternyata ia mengagguk iya.
Dari sinilah saya dapat melihat bahwa reni anaknya pemalu serta pendiam. Ia
cenderung lebih suka bermain sendiri ataupun menyendiri.
B.
Segi Emosi
Emosi adalah luapan perasaan seseorang, baik itu
luapan yang positif maupun negatif. Emosi seseorang dapat kita lihat dari
bahasa tubuh orang tersebut maupun dari ekspresi wajah seseorang. Kita juga
dapat melihat bagaimana karakteristik seseorang salah satunya yaitu dari
emosinya.
Dari segi emosi, menurut saya Reni ini mempunyai
karakter yang suka mengalah dan tidak mau membalas perbuatan teman-temannya
seperti kebanyakkan anak lainnya bila diejek atau dinakali akan membalasnya
maka kalau Reni hanya diam saja bila diledek teman-temannya.
Pernah suatu ketika, saat berada di kelas ada salah
seorang teman Reni bernama Diva. Diva ini seorang perempuan, ia memang memiliki
sifat yang suka mengganggu teman-temannya. Saat itu Reni sedang menghitung
karena sedang belajar berhitung. Tiba-tiba Diva mencoret-coret buku Reni serta memukul
Reni dengan pensil.
Saya yang melihat tersebut langsung membri
pengertian kepada Diva bahwa hal tersebut tidak baik. Lalu saya bertanya kepada
Reni, mengapa sudah dipukul Diva dan bukunya sudah di coret-coret kok hanya
diam saja. Jawaban Reni sangat simple, ia hanya menggelengkan kepala saja tanpa
memberi jawaban apapun.
Awalnya saya hanya mengamati Reni dan saya coba
untuk mengajak ia berbicara agar tidak terlalu diam dan supaya ia bisa seperti
teman-teman yang lain saling mengobrol atau bermain dikelas. Namun karena
kejadian Reni diisengi Diva dan ia hanya diam saja sayapun sedikit geram.
Akhirnya sayapun bertanya dengan ibu Sukamti guru kelas B2, ternyata Reni ini
memang anaknya sangat pendiam, tidak pernah mau membalas teman yang lain.
Lalu saya tanya dengan ibu Sukamti mengapa Reni
menjadi seperti itu? Apakah tidak ada dorongan dari orang tua dirumah? Apakah
saat dirumah Reni jarang diajak komunikasi dengan orang tua nya?
Ibu Sukamti menjawab bahwa memang orang tua Reni kurang
memberikan stimulus melalui komunikasi hingga mengakibatkan Reni ini kurang
dari segi sosialnya. Orang tua Reni ayahnya sibuk bekerja sedangkan ibunya
sibuk merawat anaknya yang kedua masih berusia beberapa bulan sehingga
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap Reni.
Lalu dari sifat Reni yang hanya diam saja ketika ada
temannya yang nakal dengan dia, hal ini dikarenakan memang sifat Reni yang
seperti itu. Ibu Sukamti juga mengatakan bahwa Reni setiap di apa-apakan oleh
temannya ia hanya bisa diam. Dan saat memang ia benar-benar kesakitan karena
ulah temannya ia hanya menangis dan jika tidak ada guru yang bertanya mengapa
dia menangis maka Reni hanya diam saja tidak mau mengadu dengan ibu gurunya.
Dari situlah, akhirnya saya mengetahui mengapa dan ada
apa sebenarnya yang mengakibatkan Reni bersikap seperti itu.
C.
Segi Kognitif
Kognitif merupakan segala sesuatu yang menyangkut
aktivitas otak. Hal tersebut antara lain dari segi pemahaman dan pengetahuan.
Dari segi kognitif dan dari pengamatan saya bahwa
Reni adalah tipe anak yang dari segi kognitif perlu diperhatikan dan
ditingkatkan lagi serta dibutuhkan bantuan dari guru serta dukungan orangtua
dirumah.
Ketika guru memberikan berbagai pertanyaan kepada
anak-anak dengan bermain Reni hanya diam saja. Tak nampak ia ikut menjawab
pertanyaan dari ibu guru. Dan tidak seperti teman-temannya yang lain aktif
menjawab dan berebutan menjawab satu sama lain.
Hal lain yang terjadi yakni ketika pelajaran
berhitung, anak-anak harus menjawab berbagai penjumlahan dan pengurangan.
Disini terlihat sekali kurangnya pemahaman Reni terhadap pelajaran berhitung.
Sayapun penasaran dengan Reni yang memang butuh
perhatian ekstra. Maka sayapun bertanya dengan ibu Reni mengapa Reni kurang
cakap saat belajar berhitung maupun menjawab pertanyaan dari para guru?, Mengapa
Reni hanya diam saja? Dan apa yang dilakukan ibu Reni saat berada dirumah?.
Lalu ibu Reni menjawab, memang Reni kalau dirumah
disuruh belajar masih malas-malasan dan ia hanya suka bermain-main sendiri
sesuka hati. Yang ibu Reni lakukan dirumah hanya sekedar menyuruh tanpa
memberikan contoh ataupun membimbing langsung. Hal tersebut dikarenakan ibu
Reni sibuk dan kelelahan mengurus adik Reni.
Walaupun guru-guru disekolah sudah dengan sabar
membimbing, mengajarkan ataupun mengarahkan namun dari segi kognitif Reni masih
kurang.
Maka, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
a.
Dari segi sosial,
masih kurangnya interaksi antar teman. Sehingga terlihat bahwa Reni lebih
senang menyendiri serta asyik sendiri. Kurangnya keakraban antar teman dan
lingkungan. Serta rasa malu sehingga dapat menghambat kesosialan Reni kepada
teman maupun guru.
Dari sikap berbahasapun Reni masih terlihat seperti
orang yang tidak mau berbicara dengan siapapun. Ekspresi wajahnya
memperlihatkan bahwa ia lebih suka sendiri.
b.
Dari segi emosi,
kurangnya dari segi emosi Reni karena walaupun Reni diapakan dengan
teman-temannya maka ia hanya diam saja tidak membalas dengan kata-kata ataupun
perbuatan.
Dalam hal ini tidak bisanya Reni untuk mengungkapkan
emosi yang dialaminya kepada orang lain. Terlihat seperti rasa takut dalam diri
jika ingin mengungkapkan emosinya dan terlihat pula rasa ketidakpdulian Reni
terhadap situasi apapun yang terjadi disekitarnya.
c.
Dari segi kognitif, masih kurangnya pemahaman atau pengetahuan Reni
untuk memecahkan masalah, kurang fokus pada apa yang ditanyakan serta terlihat
seperti ada kebingungan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru sehingga
ia hanya terdiam.
Untuk mengatasi berbagai masalah diatas, dapat
dilakukan dengan beberapa solusi antara lain:
a.
Dari pihak
guru/pendidik;
Ø Dari segi
sosial:
-
Sebaiknya terus
melakukan stimulasi bahasa agar Reni mampu dan berani mengungkapkan segala
emosinya, agar tidak murung terus saat disekolah. Serta supaya Reni dapat
bersosialisai kepada teman-teman atau orang-orang disekitarnya. Agar Reni tidak
menjadi sosok anak yang pendiam, pemalu dan takut.
-
Guru memberikan
kesempatan kepada anak untuk menceritakan hal-hal yang terjadi dalam diri anak
tersebut. Dalam hal ini guru hendaknya menjadi pendengar yang baik dan setia.
-
Guru membantu
anak untuk lebih mandiri dan mencari cara atau metode agar anak tersebut
menjadi lebih terbuka.
Ø Dari segi emosi:
-
Guru dapat
mengajarkan anak untuk bermain drama atau dramatic play untuk anak usia dini.
Maka hal ini dapat melatih emosi anak agar anak dapat memainkan perannya dengan
sesuai serta agar anak dapat mengekspresikan emosinya tanpa rasa takut.
Ø Dari segi kognitif:
-
Guru dapat terus
melatih, membimbing dan mengembangkan kognitif anak. Apabila guru menemui anak
seperti Reni, maka guru dapat memberikan perhatian lebih tanpa mengesampingkan
murud-murid yang lain. Agar Reni dapat menjadi anak yang cepat tanggap, paham
dam berani untuk mengungkapkan segala gagasannya di depan semua teman-teman
serta guru.
b.
Dari pihak orang
tua;
Diharapkan kepada orang tua untuk lebih perhatian
serta mengawasi perkembangan anak dari segi sosial, emosi dan kognitifnya.
Ø Dari segi
sosial:
-
Orang tua dapat
mengajak berbicara atau mengajak anak untuk berbincang ketika sedang santai
dirumah atau menyuruh anaknya untuk bermain bersama teman-teman dilingkungan
sekitar rumahnya agar nantinya ketika disekolahpun anak tersebut tidak pasif
atau tidak suka menyendiri. Agar anak dapat berkembang kesosialannya kepada
teman sebaya, lingkungan maupun orang yang lebih tua.
Ø Dari segi emosi:
-
Orang tua
hendaknya ketika berada dirumah tidak melampiaskan kemarahan dengan memukul
atau berkata dengan kata-kata yang tidak patut di dengar oleh anak.
-
Orang tua
hendaknya bisa lebih sabar dan dapat melihat bagaimana perkembangan emosi
anaknya baik dirumah ataupun disekolah. Karena dapat menghambat perkembangan
emosi anak.
Mungkin
bisa jadi anak tersebut jika dirumah dapat berontak dengan orang tua. Namun
apakah hal tersebut kemudian terjadi di sekolah??
Jika
anak tidak dapat melampiaskan emosinya ketika disekolah, maka hal tersebut
dapat berdampak negatif bagi anak. Hal ini akan mengakibatkan teman-temannya
yang lain lebih suka mem-‘bully’ Reni daripada teman yang lain. Jika Reni
mendapatkan bully-an terus menerus dari teman-temannya maka akan mengganggu
dari segi psikis Reni itu sendiri.
Ø Dari segi
kognitif:
-
Orang tua
hendaknya terus melatih kemampuan kognitif anak ketika sedang berada dirumah
dengan membuat berbagai latihan dan memperbanyak perbendaharaan kata agar dapat
membantu dan memperbanyak kosa kata yang harus dimiliki anak. Karena menurut
buku yang pernah saya baca bahwa anak normal itu bisa menguasai perbendaharan
kata sebanyak 600 kata.
Untuk
itu dibutuhkan kesabaran, keuletan serta ketekunan dari orang tua serta
hendaknya walaupun orang tua sibuk diharapkan tetap dapat memprhatikan kondisi
atau perkembangan anaknya agar tumbuh dengan optimal.
c.
Dari pihak
sekolah, hendaknya sekolah dapat mengadakan berbagai acara untuk mendukung dan
mengoptimalkan perkembangan anak dari segi sosial, emosi dan kognitif anak
antara lain:
Ø Dari segi sosial
dan emosi:
-
Sekolah dapat
mengadakan acara peduli sesama atau bakti sosial sehingga anak-anak mengetahui
bagaimana keadaan orang-orang diluar sana yang masih memiliki banyalk
kekurangan. Serta agar anak dapat saling meolong, menghargai dan menghormati.
-
Sekolah dapat
mengadakan acara pentas seni atau pertunjukkan yang semuanya diperankan oleh
anak-anak misalkan pertunjukkan drama atau dramatic play, lomba menyanyi atau
lomba menari individu atau kelompok. Jika hal tersebut dilakukan maka akan
dapat melatih sosial dan emosi anak serta akan menumbuhkan rasa percaya diri,
mandiri dan berani pada anak.
Ø Dari segi
kognitif:
-
Sekolah dapat
mengadakan lomba kreatifitas agar anak dapat mengekspresikan apapun yang ingin
mereka buat sesuai dengan kreatifitasnya.
Contohnya:
sekolah mengadakan lomba nempel-menempel dengan kertas kado, koran ataupun
kertas origami yang dipotong kecil-kecil lalu ditempelkan pada suatu objek
misalkan gambar bunga atau binatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar