counter

Selasa, 07 Juni 2016

Pengelolaan Lingkungan Belajar-Winarti



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bermain diakui oleh pendidik anak usia dini sebagai aktivitas dasar untuk hampir semua masa belajar (Johnson, Christie & Yawley, 1987; Wardle, 1987). Selanjutnya, pendidik anak usia dini mengakui nilai kritis bermain di luar untuk semua anak-anak. Bermain di luar memberikan kesempatan bagi lebih banyak dan berbeda jenis bermain daripada terjadi di dalam ruangan: sepeda dan sepeda roda tiga, berjalan dan memanjat, penggunaan ruang, interaksi dengan lingkungan, dan bereksperimen dengan kemampuan fisik seseorang. Ditambahkan ke pengetahuan dasar kita tentang pentingnya bermain di luar merupakan realisasi kontemporer bahwa pengalaman modern banyak anak-anak kita mengharuskan kita untuk menempatkan perhatian khusus di taman bermain luar ruangan (Greenman, 1993; Rivkin, 1995; Wardle, 1995).

Semua anak-anak sangat menyukai kegiatan yang dilakukan di luar ruangan (outdoor). Kegiatan di luar ruangan merupakan suatu bagian Integral dari program pendidikan anak usia dini. Bagi Frobel, taman bermain bersifat "alamiah". Anak-anak memelihara kebun, membangun bendungan aliran air, memelihara binatang, dan melakukan permainan. Mereka melakukannya di luar ruangan atau outdoor space menyukai udara bebas dan arenanya yang luas, kegiatan di luar ruangan juga jauh lebih banyak menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan anak untuk membantu perkembangannya.

Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak mengekspresikan keinginannya. Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat menarik di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Mereka menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa tujuan anak bermain outdoor?
1.2.2        Bagaimana aplikasi kegiatan Outdoor bagi anak usia dini?
1.2.3        Bagaimana standard materi dan bahan bangunan outdoor?


1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui tujuan anak bermain outdoor
1.3.2        Untuk mengetahui aplikasi kegiatan Outdoor bagi anak usia dini
1.3.3        Untuk mengetahui standard materi dan bahan bangunan outdoor



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Anak Bermain Outdoor
Tempat yang besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.

Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional, kognitif, dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor.

Tujuan Perkembangan Sosial Emosional:
a.       Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu merawat taman, berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya.
b.      Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama teman dalam menggunakan peralatan yang ada di arena bermain, berbagi alat-alat seni, bermain kelompok.
c.       Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni. mengembangkan permainan baru.
d.      Mempertinggi rasa percaya diri (mampu belajar untuk menggunakan motorik halus dan motorik kasar).
e.       Menambah kemandirian, seperti mendaki sendiri atau turun dengan menggunakan tali tanpa bantuan.
f.       Menunjukkan prestasi yang dibanggakan, seperti memperlihatkan kekuatan fisik, membawa hewan peliharaan, membawa tumbuhan yang ditanam dari bibit.




Tujuan Perkembangan Kognitif:
a.       Membuat keputusan (memilih sebuah aktivitas outdoor)
b.      Merencanakan dan memiliki banyak ide (bermain games, membangun balok, melakukan permainan tukang kayu, membuat karya seni, menanam pohon).
c.       Memecahkan masalah (membuat terowongan di bukit pasir, dapat bermain dari satu alat permainan ke alat permainan lainnya).
d.      Menggali pengalaman melalui berbagai peran, seperti menjadi sopir ambulans, mengecat pagar dengan air, mencuci boneka atau menghidangkan makanan.
e.       Dapat bekerja sama (bermain pasir bersama dengan menambahkan sedikit air, berkejar-kejaran hingga menjadi basah).
f.       Belajar science (berjalan di alam terbuka, mengamati pertumbuhan tanaman, memperhatikan hewan-hewan yang ada di alam bebas).
g.      Mengembangkan pemahaman konsep awal matematika (menghitung lompatan atau loncatan, menghitung jarak, mengukur tinggi pohon).
h.      Memperkaya kosakata (bercakap-cakap di bak pasir atau pada saat menjadi tukang kayu, memberikan nama baru pada tanaman, binatang dan benda-benda yang ditemukan di alam terbuka).

Tujuan Perkembangan Fisik:
a.       Mengembangkan motorik kasar (mendaki, bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari).
b.      Mengembangkan motorik halus (bermain dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil)
c.       Menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan (menangkap, melempar, pekerjaan tukang kayu, menghias sisi jalan dengan kapur).
d.      Mengatur keseimbangan (mendaki, berayun, meluncur, menggunakan balok untuk berlatih keseimbangan, menggunakan alat pelontar, melompat-lompat, berjalan di atas permukaan yang berbeda).
e.       Menambah kesadaran akan ruang dan tempat (berayun, mendaki, menurun, masuk, keluar, di atas dan di bawah).
2.2 Aplikasi Kegiatan Outdoor Bagi Anak Usia Dini
Spesifikasi alat permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup flexible untuk memenuhi kebutuhan dan prasyarat minimal serta memasukkan faktor lokasi, ukuran pagar, tanah lapang, permukaan dan naungan. Dalam merancang tempat bermain outdoor cara yang baik untuk memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi pengalaman yang akan anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang dapat menjadi masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat permainan, aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi tukang kayu.

Kunci sukses dalam menggunakan area outdoor adalah aman, dan jauh dari kebisingan lalu lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya dengan aktivitas yang dilakukannya. Salah satu faktor keselamatan dan keamanan adalah penyesuaian perlengkapan dan peralatan berkenaan dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan sering terjadi apabila perlengkapan dan peralatan tidak cocok dengan kemampuan dan ukuran fisik anak. Alasan mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan di area bermain adalah :
1.      Kecenderungan berfokus hanya pada satu aspek situasi;
2.      Kesulitan menilai ukuran;
3.      Anak kurang perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Prinsip bermain outdoor bagi anak usia dini:
1.      Memenuhi aturan keamanan
2.      Melindungi dan meningkatan karakteristik alamiah anak
3.      Desain Lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak
4.      Secara estetis harus menyenangkan

2.3  Standard Materi dan Bahan Bangunan Outdoor
Kegiatan diluar ruangan merupakan suatu bagian yang integral dari program pendidikan anak usia dini. Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat  anak  mengekspresikan  lingkungannya. Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat menarik dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak   bermain   di   luar,   mereka   menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu lingkungan di luar   kelas selalu penuh kejutan dan kaya akan perubahan.

Adapun aspek-aspek yang termasuk ruang lingkup pengelolaan lingkungan belajar ourdoor secara umum adalah :
1)      Penataan Lokasi kegiatan dengan berbagai sarananya.
Tempat aktivitas outdoor diharapkan tidak dirancang mengelilingi  bangunan  sekolah.  Jika  hal  ini  terjadi, maka  proses  pengawasan  akan  menjadi  sulit  untuk dilakukan.  Area  outdoor  sabaiknya  ditempatkan  di lokasi  yang  memungkinkan  mendapat  sinar  matahari sepanjang hari. Outdoor space  harus mudah dimasuki dari dalam ruangan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan ketika anak-anak berlalu dari dalam keluar, atau sebaliknya.

2)      Melalui kegiatan pengelolaan outdoor semua sarana dan area belajar di luar kelas diharapkan dapat menjadi sarana  yang  efektif  dalam  membantu  perkembangan dan belajar anak secara menyeluruh. Sejumlah sarana yang cocok untuk kegiatan   pengembangan bagi anak TK atau prasekolah, misalnya: a. Tangga, b. Seluncuran, c. Ayunan, d. Terowongan  mini, e. papan/board dengan pegas atau jembatan gantung yang rendah, f. Atap untuk rumah-rumahan, g. Tempat bagunan balok, h. Tempat bermain pasir dan air, i. Lingkungan alamiah (pepohonan, semak, bunga).

3)      Ukuran
Pada umumnya aturan perizinan masyarakat minimum 2,5 m2  per anak untuk mengadakan tempat aktivitas outdoor. The Child Welfare league merekomendasikan sekitar 6 m2 per anak. Untuk tempat naungan atau teras harus ditambahkan minimal 4,5 m2 per anak.

4)      Penataan Pagar sekolah secara tepat
Penggunaan pagar di lokasi outdoor dapat mengurangi  beban  tanggung  jawab  yang  berat  para guru, membebaskan anak dari rasa khawatir, dan mencegah binatang masuk kedalam. Pagar yang tidak dapat dipanjat mendekati 120 cm tingginya cukup sebagai batas-batas dengan daerah barbahaya.

Pagar    pembatas   area    outdoor  dengan tempat umum  di luar  lembaga diperlukan untuk  memastikan bahwa  anak-anak tidak bisa   terdorong ke dalam situasi berbahaya. Desain  dan  ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak  dapat keluar dengan cara merangkak di bawah. Mekanisme penguncian harus         disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang tidak ditutup.

5)      Pengelolaan Tanah lapang
Tanah lapang yang datar dengan permukaan keras, cukup berbahaya bagi anak karena membuat anak yang ingin berlari kencang tanpa hambatan memiliki resiko jatuh labih tinggi. Selain itu, tanah datar yang lapang relatif membosankan dan kurang bervariasi. Sedangkan tanah  yang  bergelombang  dapat  memiliki  beberapa keuntungan.

6)      Pengelolaan dan penanganan permukaan tanah
Permukaan tanah untuk anak usia dini pada dasarnya harus berumput atau menggunakan kayu, pasir atau  tanah  yang  lembek  dan  memiliki  tempat  yang paling cepat kering didekat bangunan. Keamanan   merupakan   suatu   perhatian   utama ketika mempertimbangkan permukaan. Permukaan khusus senantiasa diperlukan untuk mencegah kemungkinan anak jatuh. Kalaupun anak terjatuh ke permukaan tersebut harus mengurangi pengaruh buruk yang dapat ditimbulkannya.

7)      Pembuatan atap atau naungan
Bangunan, pohon dan permukaan yang bergelombang harus melindungi anak-anak dari sinar matahari dan angin yang berlebihan. Tujuan pengadaan atap  atau  naungan  adalah  untuk  memfasilitasi permainan pasif selama cuaca cerah untuk permainan aktif    selama    cuaca    buruk.    Atap/naungan    harus dirancang  agar  memungkinkan  masuknya  udara  dan matahari secara maksimum.

Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar :
a.       Luas area main. Standard internasional menetapkan 7m2 per-anak.
b.      Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat
c.       Bak pasir harus tertutup bila tidak digunakan, dan dipastikan dalam kondisi kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil
d.      Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tidak licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang

Syarat mainan anak di ruang luar :
a.       Bebas dari bahan berbahaya
b.      Penataan sarana cukup luas bagi anak bergerak, tidak perlu berdesakkan
c.       Ketinggian mainan sebaiknya tidak melebihi dari 1,5 m dan tingkat kemiringannya sekitar 40 derajat
d.      Seluncuran, ayunan, jungkitan dan sarana bermain outdoor dalam kondisi baik dan catnya tidak mengandung toxic (bahan bersifat racun)
e.       Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk mencegah anak tertusuk serpihannya.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Tempat yang besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.

Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional, kognitif, dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor.

Kegiatan diluar ruangan merupakan suatu bagian yang integral dari program pendidikan anak usia dini. Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat  anak  mengekspresikan  lingkungannya. Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat menarik dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang.

3.2  Saran
Kepada para pendidikan anak usia dini, hendaknya memahami bagaimana cara untuk mengelola lingkungan outdoor  bagi anak yang aman, nyaman dan tidak berbahaya. Pendidikan juga harus kreative dan menarik dalam mengelola lingkungan outdoor tersebut sehingga anak tertarik dan ingin terus menerus bermain sehinggan pertumbuhan dan perkembangan anak akan berkembang dengan optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar