BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bermain diakui
oleh pendidik anak usia dini sebagai aktivitas dasar untuk hampir semua masa
belajar (Johnson, Christie & Yawley, 1987; Wardle, 1987). Selanjutnya,
pendidik anak usia dini mengakui nilai kritis bermain di luar untuk semua
anak-anak. Bermain di luar memberikan kesempatan bagi lebih banyak dan berbeda
jenis bermain daripada terjadi di dalam ruangan: sepeda dan sepeda roda tiga,
berjalan dan memanjat, penggunaan ruang, interaksi dengan lingkungan, dan
bereksperimen dengan kemampuan fisik seseorang. Ditambahkan ke pengetahuan
dasar kita tentang pentingnya bermain di luar merupakan realisasi kontemporer
bahwa pengalaman modern banyak anak-anak kita mengharuskan kita untuk
menempatkan perhatian khusus di taman bermain luar ruangan (Greenman, 1993; Rivkin, 1995; Wardle, 1995).
Semua anak-anak sangat menyukai kegiatan yang
dilakukan di luar ruangan (outdoor).
Kegiatan di luar ruangan merupakan suatu bagian Integral dari program
pendidikan anak usia dini. Bagi Frobel, taman bermain bersifat
"alamiah". Anak-anak memelihara kebun, membangun bendungan aliran
air, memelihara binatang, dan melakukan permainan. Mereka melakukannya di luar
ruangan atau outdoor space menyukai
udara bebas dan arenanya yang luas, kegiatan di luar ruangan juga jauh lebih
banyak menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan anak untuk
membantu perkembangannya.
Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak
hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak
mengekspresikan keinginannya. Lingkungan ini merupakan
tempat yang sangat menarik di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang.
Mereka menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Anak-anak
dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek
perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa
tujuan anak bermain outdoor?
1.2.2
Bagaimana
aplikasi kegiatan Outdoor bagi anak
usia dini?
1.2.3
Bagaimana
standard materi dan bahan bangunan outdoor?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui tujuan anak bermain outdoor
1.3.2
Untuk
mengetahui aplikasi kegiatan Outdoor
bagi anak usia dini
1.3.3
Untuk
mengetahui standard materi dan bahan bangunan outdoor
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan
Anak Bermain Outdoor
Tempat yang
besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan
perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan,
dan koordinasi tubuh.
Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan
perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa
berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional, kognitif, dan fisik) yang
dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor.
Tujuan Perkembangan
Sosial Emosional:
a.
Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu
merawat taman, berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya.
b.
Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama
teman dalam menggunakan peralatan yang ada di arena bermain, berbagi alat-alat
seni, bermain kelompok.
c.
Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai
benda seni. mengembangkan permainan baru.
d.
Mempertinggi rasa percaya diri (mampu belajar untuk
menggunakan motorik halus dan motorik kasar).
e.
Menambah kemandirian, seperti mendaki sendiri atau
turun dengan menggunakan tali tanpa bantuan.
f.
Menunjukkan prestasi yang dibanggakan, seperti
memperlihatkan kekuatan fisik, membawa hewan peliharaan, membawa tumbuhan yang
ditanam dari bibit.
Tujuan Perkembangan Kognitif:
a.
Membuat keputusan (memilih sebuah aktivitas outdoor)
b.
Merencanakan dan memiliki banyak ide (bermain games,
membangun balok, melakukan permainan tukang kayu, membuat karya seni, menanam
pohon).
c.
Memecahkan masalah (membuat terowongan di bukit pasir,
dapat bermain dari satu alat permainan ke alat permainan lainnya).
d.
Menggali pengalaman melalui berbagai peran, seperti
menjadi sopir ambulans, mengecat pagar dengan air, mencuci boneka atau
menghidangkan makanan.
e.
Dapat bekerja sama (bermain pasir bersama dengan
menambahkan sedikit air, berkejar-kejaran hingga menjadi basah).
f.
Belajar science (berjalan di alam terbuka, mengamati
pertumbuhan tanaman, memperhatikan hewan-hewan yang ada di alam bebas).
g.
Mengembangkan pemahaman konsep awal matematika
(menghitung lompatan atau loncatan, menghitung jarak, mengukur tinggi pohon).
h.
Memperkaya kosakata (bercakap-cakap di bak pasir atau
pada saat menjadi tukang kayu, memberikan nama baru pada tanaman, binatang dan
benda-benda yang ditemukan di alam terbuka).
Tujuan Perkembangan
Fisik:
a.
Mengembangkan motorik kasar (mendaki, bergelayutan,
melompat, loncat tali dan berlari-lari).
b.
Mengembangkan motorik halus (bermain dengan air dan
pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil)
c.
Menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan
(menangkap, melempar, pekerjaan tukang kayu, menghias sisi jalan dengan kapur).
d.
Mengatur keseimbangan (mendaki, berayun, meluncur,
menggunakan balok untuk berlatih keseimbangan, menggunakan alat pelontar,
melompat-lompat, berjalan di atas permukaan yang berbeda).
e.
Menambah kesadaran akan ruang dan tempat (berayun,
mendaki, menurun, masuk, keluar, di atas dan di bawah).
2.2 Aplikasi
Kegiatan Outdoor Bagi Anak Usia Dini
Spesifikasi
alat permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup flexible untuk memenuhi
kebutuhan dan prasyarat minimal serta memasukkan faktor lokasi, ukuran pagar,
tanah lapang, permukaan dan naungan. Dalam merancang tempat bermain outdoor
cara yang baik untuk memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi pengalaman
yang akan anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang dapat
menjadi masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat
permainan, aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang
membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi tukang kayu.
Kunci sukses
dalam menggunakan area outdoor adalah aman, dan jauh dari
kebisingan lalu lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya dengan
aktivitas yang dilakukannya. Salah satu faktor keselamatan dan keamanan adalah
penyesuaian perlengkapan dan peralatan
berkenaan dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan sering terjadi apabila
perlengkapan dan peralatan tidak cocok dengan kemampuan dan ukuran fisik anak.
Alasan mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan di area
bermain adalah :
1.
Kecenderungan berfokus hanya pada satu aspek situasi;
2.
Kesulitan menilai ukuran;
3.
Anak kurang perhatian terhadap apa yang terjadi di
sekitarnya.
Prinsip
bermain outdoor bagi anak usia dini:
1.
Memenuhi aturan keamanan
2.
Melindungi dan meningkatan karakteristik alamiah anak
3.
Desain Lingkungan luar kelas harus didasarkan pada
kebutuhan anak
4.
Secara estetis harus menyenangkan
2.3 Standard Materi dan Bahan Bangunan Outdoor
Kegiatan diluar ruangan merupakan suatu bagian yang integral dari program pendidikan anak usia dini. Lingkungan
belajar
di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai
tempat anak mengekspresikan lingkungannya.
Lingkungan ini merupakan tempat yang
sangat menarik
dimana
anak-anak
dapat tumbuh dan berkembang. Ketika
anak-anak bermain di luar, mereka menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu lingkungan di luar kelas selalu penuh kejutan dan
kaya akan perubahan.
Adapun aspek-aspek yang termasuk ruang lingkup
pengelolaan
lingkungan belajar ourdoor secara
umum adalah :
1)
Penataan Lokasi
kegiatan dengan berbagai sarananya.
Tempat aktivitas outdoor diharapkan tidak dirancang mengelilingi
bangunan
sekolah.
Jika hal ini terjadi,
maka
proses
pengawasan akan
menjadi
sulit untuk dilakukan.
Area outdoor
sabaiknya ditempatkan di
lokasi yang
memungkinkan
mendapat
sinar
matahari sepanjang hari. Outdoor space harus mudah dimasuki dari dalam ruangan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan ketika anak-anak berlalu dari dalam keluar,
atau sebaliknya.
2)
Melalui kegiatan
pengelolaan outdoor semua sarana dan area belajar di luar kelas diharapkan dapat menjadi
sarana yang efektif
dalam
membantu
perkembangan
dan
belajar anak secara menyeluruh. Sejumlah sarana
yang cocok untuk kegiatan pengembangan bagi anak
TK
atau prasekolah, misalnya: a. Tangga, b. Seluncuran,
c. Ayunan, d. Terowongan
mini, e. papan/board dengan pegas atau jembatan gantung
yang rendah, f. Atap untuk rumah-rumahan, g. Tempat bagunan balok, h. Tempat bermain pasir dan
air, i. Lingkungan alamiah (pepohonan, semak, bunga).
3)
Ukuran
Pada
umumnya
aturan perizinan masyarakat
minimum 2,5 m2 per anak untuk mengadakan tempat aktivitas outdoor. The Child Welfare league
merekomendasikan
sekitar
6 m2 per anak. Untuk tempat
naungan atau
teras
harus
ditambahkan minimal 4,5
m2 per anak.
4)
Penataan Pagar sekolah secara tepat
Penggunaan
pagar di lokasi outdoor dapat
mengurangi
beban
tanggung jawab
yang berat para guru, membebaskan anak
dari rasa khawatir, dan
mencegah binatang
masuk kedalam. Pagar yang tidak dapat dipanjat mendekati 120 cm tingginya cukup
sebagai batas-batas dengan daerah barbahaya.
Pagar pembatas area outdoor
dengan tempat umum di luar lembaga diperlukan
untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong ke dalam situasi berbahaya. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak
dapat
keluar dengan cara merangkak di bawah. Mekanisme penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang tidak ditutup.
5)
Pengelolaan Tanah lapang
Tanah lapang yang datar dengan
permukaan keras, cukup berbahaya bagi anak karena
membuat anak yang
ingin
berlari kencang
tanpa hambatan
memiliki resiko
jatuh labih tinggi. Selain itu, tanah datar yang lapang relatif membosankan dan kurang bervariasi. Sedangkan tanah
yang bergelombang dapat memiliki beberapa
keuntungan.
6)
Pengelolaan dan penanganan permukaan tanah
Permukaan
tanah untuk anak usia
dini pada dasarnya harus
berumput atau
menggunakan kayu, pasir atau tanah yang lembek dan memiliki
tempat yang
paling cepat
kering didekat
bangunan. Keamanan
merupakan suatu
perhatian utama ketika mempertimbangkan
permukaan. Permukaan
khusus
senantiasa
diperlukan untuk mencegah kemungkinan
anak jatuh. Kalaupun anak
terjatuh
ke permukaan
tersebut harus
mengurangi pengaruh buruk yang dapat
ditimbulkannya.
7) Pembuatan atap atau naungan
Bangunan, pohon dan permukaan yang
bergelombang
harus
melindungi anak-anak dari sinar matahari dan angin yang berlebihan.
Tujuan pengadaan
atap atau naungan adalah untuk memfasilitasi
permainan
pasif selama cuaca cerah untuk permainan
aktif selama cuaca buruk. Atap/naungan harus dirancang agar memungkinkan masuknya
udara
dan
matahari secara maksimum.
Hal yang harus diperhatikan dengan ruang
luar :
a.
Luas area main. Standard internasional
menetapkan 7m2 per-anak.
b. Ruang
bermain outdoor dipastikan tidak terdapat
binatang
yang menyengat
c. Bak
pasir harus tertutup bila tidak digunakan, dan dipastikan dalam kondisi kering
agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil
d. Area
basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tidak licin,
sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang
Syarat mainan anak di ruang luar :
a. Bebas
dari bahan berbahaya
b. Penataan
sarana cukup luas bagi anak bergerak, tidak perlu berdesakkan
c. Ketinggian
mainan sebaiknya tidak melebihi dari 1,5 m dan tingkat kemiringannya sekitar 40
derajat
d. Seluncuran,
ayunan, jungkitan dan sarana bermain outdoor dalam kondisi baik dan catnya
tidak mengandung toxic (bahan bersifat racun)
e. Jika
bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk mencegah anak
tertusuk serpihannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tempat yang
besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan
perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan,
dan koordinasi tubuh.
Dalam creative
curriculum, lingkungan bermain outdoor
adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas.
Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional,
kognitif, dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam
kegiatan outdoor.
Kegiatan diluar ruangan merupakan suatu bagian yang integral dari program pendidikan anak usia dini. Lingkungan
belajar
di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai
tempat anak mengekspresikan lingkungannya.
Lingkungan ini merupakan tempat yang
sangat menarik
dimana
anak-anak
dapat tumbuh dan berkembang.
3.2 Saran
Kepada
para pendidikan anak usia dini, hendaknya memahami bagaimana cara untuk
mengelola lingkungan outdoor bagi anak yang aman, nyaman dan tidak
berbahaya. Pendidikan juga harus kreative dan menarik dalam mengelola
lingkungan outdoor tersebut sehingga
anak tertarik dan ingin terus menerus bermain sehinggan pertumbuhan dan
perkembangan anak akan berkembang dengan optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar