BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sujiono (2013:49-52)
menyatakan bahwa anak manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan
Tuhan telah dikarunia sejumlah kemampuan yang melebihi ciptaan Tuhan laiinya
yang ada di muka bumi ini. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lainnya
adalah karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang merupakan satu kesatuan
dari hasil kerja otak. Melalui akal pikiran inilah manusia mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk dapat mempertahankan diri dan melanjutkan keturunannya. Selanjutnya ciri yang paling
dominan adalah manusia mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui
proses eksplorasi dan belajar dari lingkungan.
Sujiono (2010: 49-52) Masa
usia dini merupakan masa awal
perkembangan. Banyak pakar meyakini bahwa masa ini merupakan masa keemasan
untuk melakukan stimulasi fungsi otak melalui berbagai aktivitas yang dapat
menstimulasi organ penginderaan berupa kemampuan visual, auditori, sensori dan
motorik. Berkat kemampuan fungsi otaknya, manusia dapat menjalankan fungsi
fisik dan psikososialnya dan dapat lebih meningkatkan kemampuan tersebut
melalui kegiatan belajar yang merupakan interaksi dengan lingkungannya baik disengaja
ataupun tidak sengaja.
Otak
manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak kiri berkaitan dengan
fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan berbicara, kemampuan mengolah tata
bahasa, baca tulis, daya ingat, logika, angka, analisis,dll. Sementara otak kanan tempat untuk perkembangan
hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa,
irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain,
sosialisasi, pengembangan kepribadian. Para ahli banyak yang mengatakan otak
kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), sementara otak kanan
memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Ouotient) seseorang
(dalam http://eliyohana123.blogspot.com/2013/10/22-cara-memaksimalkan-otak-kanan-dan.html).
Menurut
saya, sistem pembelajaran di negeri kita masih mengacu pada perkembangan otak
kanan semata. Padahal di Eropa dan Amerika misalnya, pendidikan yang diterapkan
berupa kegiatan menari, menyanyi, melukis dan sebagainya pada awal-awal
pendidikan. Untuk itu, dalam makalah kali ini, saya akan membahas mengenai uraian
perkembangan otak yang berhubungan dengan sembilan kecerdasan majemuk.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah
pengertian dari kecerdasan majemuk?
1.2.2
Sebutkan fungsi
otak?
1.2.3
Bagaimana Cara
Mengoptimalkan Kecerdasan Otak Anak?
1.2.4
Bagaimana pengaruh
musik terhadap kecerdasan otak anak?
1.2.5
Bagaimana
tahapan-tahapan perkembangan otak anak?
1.2.6
Bagaimana
pengaruh gizi terhadap perkembangan kecerdasan anak?
1.2.7
Bagaimana teori
perkembangan otak anak usia dini?
1.2.8
Bagaimana cara
mengembangkan kecerdasan jamak yang dimiliki anak?
1.3 Tujuan
1.3.1
untuk mengetahui
pengertian dari kecerdasan majemuk
1.3.2
untuk mengetahui
fungsi otak
1.3.3
untuk mengetahui
cara mengoptimalkan kecerdasan otak anak
1.3.4
untuk mengetahui
pengaruh musik terhadap kecerdasan otak anak
1.3.5
untuk mengetahui
tahapan-tahapan perkembangan otak anak
1.3.6
untuk mengetahui
pengaruh gizi terhadap perkembangan kecerdasan anak
1.3.7
untuk mengetahui
teori perkembangan otak anak usia dini
1.3.8
untuk mengetahui
cara mengembangkan kecerdasan jamak yang dimiliki anak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kecerdasan Majemuk
Gardner mengemukakan
bahwa manusia mempunyai 9 kecerdasan diantaranya: kecerdasan linguistik, logika
matematika, kinestetik, visual spasial, musikal, spiritual, naturalis,
interpersonal dan intrapersonal. Gardner membuat kriteria dasar yang pasti
untuk setiap kecerdasan agar dapat membedakan talenta atau bakat secara mudah
sehingga dapat mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia baik anak-anak
maupun orang dewasa. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dimiliki setiap
individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu, kecerdasan ini juga
tidak bisa berdiri sendiri, terkadang bercampur dengan kecerdasan yang lain.
Sujiono mengemukakan kecerdasan merupakan kemampuan
tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Tingkat kecerdasan dapat membantu
seseorang untuk menghadapi berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya.
Kecerdasan sudah dimiliki sejak lahir dan terus menerus dapat dikembangkan
hingga dewasa. pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan melalui stimulasi pada kelima panca indranya.
Kecerdasan menurut Howard Gardner adalah suatu
kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai
budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat
ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan majemuk) adalah
kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu macam. Menurut
Howard Gardner setiap individu sembilan jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Gardner mengungkapkan bahwa prestasi seseorang
ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi).
Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya
memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi
kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai
keunggulan. Tingkat kecerdasan (Intelegensi)
bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari
orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan
pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari
kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum
intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk berpikir abstrak.
2. Untuk menangkap hubungan-hubungan
dan untuk belajar.
3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap situasi-situasi baru.
2.2 Fungsi Otak
Soefandi (2009: 13-16) Otak manusia adalah struktur lunak
yang dilindungi oleh cangkang berupa tengkorak. Berdasarkan letaknya secara
simetris, otak dibagi menjadi otak kanan (hemisfer kanan) dan otak kiri
(hemisfer kiri). Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada
manusia. Kerusakan pada otak, akan sangat mengganggu aktivitas bagi
penderitanya. Otak merupakan pusat memory, kognitif, emosi,
dan semua jenis perasaan dan kognisi. Kualitas otaklah yang membedakan kualitas
individu itu sendiri. Walaupun otak merupakan satu kesatuan yang menyatu,
tetapi dapat dibagi menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja
dan fungsi yang berbeda.
Perbedaan
teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960. Seorang
peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2
hemisfer (bagian) , yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang
berbeda. Atas jasanya ini beliau mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981. Selain
itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri
cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya. Pembagian otak kanan dan otak
kiri ini berada dalam posisi frontal (menghadap kedepan), bukan bagian
belakang, karena posisi anatomis tubuh adalah menghadap kedepan, bukan
membelakangi (dalam http://dogleg.jw.lt/psikologis/otak).
2.2.1 Fungsi Otak Kanan
Soefandi (2009: 13-16)
Otak kanan adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisi anatomis
(frontal). Fungsi otak kanan adalah sebagai berikut:
·
Perkembangan emosi (emotional quotient (EQ))
·
Hubungan antar manusia (sosialisasi)
·
Fungsi Komunikasi (perkembangan bahasa non
verbal)
·
Perkembangan intuitif Seni (menari, melukis,
menyanyi dan lain-lain)
·
Mengandalikan ekspresi manusia
·
Pusat khayalan dan kreativitas
·
Berpikir lateral dan tidak terstruktur
·
Tidak memikirkan hal-hal secara detail
·
Cara kerjanya long term memory (memory jangka
panjang)
·
Lebih ahli dalam menentukan ruang/tempat dan
warna
·
Bila terjadi kerusakan pada area otak kanan yang
terganggu adalah area kemampuan visual dan emosi
2.2.2
Fungsi Otak Kiri
Soefandi (2009: 13-16) Otak kiri adalah otak yang berada disebelah
kiri dalam posisi anatomis (posisi frontal). Fungsi otak kiri adalah sebagai
berikut:
·
Perkembangan Intelegensi (intelligence quotient
(IQ))
·
Pusat perkembangan logika dan rasio (seperti
matematika)
·
Berpikir sacara sistematis
·
Bahasa verbal
·
Berpikir linear dan terstruktur
·
Berpikir analisis dan bertahan
·
Cara berpikirnya short term memory (memory
jangka pendek)
Jika terjadi
gangguan pada otak kiri, maka yang terganggu adalah fungsi berbicara, bahasa
dan matematika Fungsi otak kanan dan
otak kiri pada manusia sebenarnya menyatu dalam satu kesatuan fungsi. Tetapi
beberapa penelitian menunjukkan bahwa, jika otak kiri aktif, maka otak kanan
lebih tenang, demikian pula sebaliknya.
Kerja otak kanan dan
otak kiri sebenarnya saling mendukung, sebagaimana pentingnya fungsi memory
jangka pendek dan memory jangka panjang. Sehingga tidak bisa dikatakan, otak
kanan lebih bagus dari otak kiri, ataupun sebaliknya. Walaupun, pada sebagian
orang, terkadang lebih deminan menggunakan area otak tertentu. Penggunaan
dominasi area otak tertentu bagi individu, yang kemungkinan membedakan minat
dan bakatnya (dalam http://dogleg.jw.lt/psikologis/otak).
2.3 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Otak Anak
a.
Kita dapat
mengajak anak untuk tertawa bersama, baik beberapa tindakan yang membuatnya
mengenali orangtua atau benda-benda disekitarnya. Dengan bantuan mainan yang
disesuaikan dengan usia anak, dapat membantu orangtua untuk merangsangnya
tertawa.
b.
Meskipun
kemampuan anak masih sangat terbatas akan tetapi pada saat berusia satu bulan
sudah dapat diajak bercanda. Hal ini berkaitan dengan mengasah kemampuan verbal
bagi anak.
c.
Selain
mengajaknya berbicara, orangtua dapat sesekali mengajaknya bernyanyi. Dengan
cara ini akan lebih efektif dalam menambah perbendaharaan kata pada anak.
d.
Sesekali
orangtua dapat memeluk anak, pelukan untuk akan membuatnya merasakan nyaman dan
merasakan kasih sayang dari orangtuanya.
e.
Bebeberapa cara
untuk mengoptimalkan kemampuan anak yaitu sesekali membacakan buku cerita atau mendongeng meskipun anak belum sepenuhnya
memahami. Hal ini akan membantu dalam mengasah
kemampuan verbal sekaligus belajar untuk memahami kata-kata.
f.
Ajaklah anak
untuk melakukan kegiatan yang meningkatkan rasa senang dan bahagia, apalagi
dengan memberikan waktu bersama dengan anak untuk sekedar bermain.
2.4 Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak Anak
Sarana komunikasi bagi
balita yang masih memiliki keterbatasan salam berkomunikasi. Jenis musik-musik
yang halus dan lembut dapat menstimulasi syaraf otak balita saat beraktifitas
dan bermain. Untuk itu pengenalan musik berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan
memori dan perhatian balita terhadap lingkungan sekitarnya.
Sejak anak masih ada dalam kandungan pun sudah bisa
mulai mengenalkan mereka dengan musik.
Apalagi menurut hasil riset, musik bisa membentuk otak janin. Ada beberapa
permainan yang bertujuan untuk mengenalkan musik kepada anak yang baru lahir
sampai yang berusia 2 tahun ke atas.
Berbagai macam
aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Keterampilan Musik Sejak
Balita antara lain :
a.
Variasi Nada
(Lahir 3 Bulan)
Para
peneliti menyimpulkan ketika bayi masih berada dalam rahim, mereka mampu
membedakan bunyi dari suara manusia. Menurut para peneliti otak, ketika bayi
mendengar suara bernada tinggi (misalnya `seperti orangtua), denyut nadinya
meningkat, menunjukkan bahwa dia merasa aman dan gembira. Kalau berbicara
dengan suara bernada rendah, bayi akan merasa tenang dan damai. Caranya dengan dapat
memvariasikan lagu-lagu atau musik yang dinyanyikan atau dengarkan. Misalnya dapat
menyanyikan lagu dalam nada tinggi, lalu perhatikan reaksi balita Anda. Begitu
juga dengan lagu yang bernada rendah.
b.
Menyanyi dan
Menari (3-6 Bulan)
Menurut
hasil penelitian aktivitas menyanyi dan menari bersama bayi Anda merupakan dua
hal yang paling baik yang dapat Anda lakukan untuk membantu otaknya membuat
hubungan tetap. Bayi menikmati musik dan irama. Ketika mereka masih berada
dalam rahim, mereka merasakan irama dari jantung dan mendengar suara darah
mengalir ke seluruh badan. Anda dapat mulai memegang bayi Anda dekat dengan
badan Anda dan bergeraklah berkeliling dalam ruang sambil menyanyikan lagu
kesayangan Anda. Lagu apapun boleh asalkan itu lagu yang Anda sukai. Bayi Anda
akan merasakan kegembiraan dan hal ini akan membuatnya juga berbahagia.
Kemudian Anda dapat bergerak berirama sambil mengucapkan kata-kata tu, wa, ga,
pat untuk mengiringi Anda bergerak dalam ruangan. Cara lainnya Anda dapat juga
bergoyang, membalik, berjalan dengan jinjit, dan mengambil langkah-langkah yang
lebar. Atau dengan kata lain Anda berdansa dengan bayi Anda.
c.
Bernyanyi dan
Berkata (6-9 bulan)
Semakin
awal musik diperkenalkan, seorang anak akan semakin memiliki kesempatan untuk
belajar. Balita yang sering diajak berbicara mampu lancar berbicara pada usia 3
tahun. Anak-anak yang jarang diajak berbicara mungkin harus berusaha keras
untuk dapat berbicara dengan baik. Peneliti di University of Konstanz di Jerman
menemukan bahwa memperdengarkan musik menjalin ulang hubungan jaringan saraf
dalam otak. Hal yang dapat Anda lakukan yaitu dengan mulai menyanyikan
lagu-lagu kesukaan Anda dan nyanyikanlah kepada bayi Anda. Apapun lagu yang
Anda nyanyikan, bayi Anda akan menikmati mendengarkan kata-katanya. Tidak
menjadi masalah dia tidak memahami artinya. Perhatikan, jika dalam lagu ada
kata yang sudah dikenali oleh anak Anda, ulangi kata tersebut dengan
menyanyikan kata itu lebih keras ketimbang kata-kata yang lain. Lalu mulai
mencoba untuk mengucapkan kata-kata yang sama dengan cara yang berbeda, seperti
dengan berbisik, lembut, keras, dan dengan nada tinggi. Aktivitas ini akan membuka
jendela peluang dalam otak bayi Anda.
d.
Lagu Mulut (9-12
bulan)
Bernyanyi
dan menari pada masa anak-anak merupakan latihan saraf yang membantu anak-anak
belajar pola bicara dan keterampilan gerakan. Anda dapat memilih lagu yang
sedang populer saat ini,. Kemudian nyanyikan lagu itu dengan cara berbeda.
Nyanyikan dengan nada tinggi, suara berbisik, suara menggumam, dan seterusnya.
Semakin banyak cara bayi Anda mendengar lagu ini, semakin banyak dia akan
mencoba untuk meniru Anda dan mengembangkan keterampilannya sendiri dalam
berbahasa.
e.
Nyanyi Tepuk
(12-15 bulan)
Selain
untuk mengembangkan keterampilannya, dengan mengajarkan musik kepada balita
juga dapat membuat otak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik. Ketika Anda
melantunkan lagu favorit kepada anak
Anda yang baru belajar berjalan dan sekaligus, tepuk perutnya, colek pipinya,
atau gosok punggungnya dengan telunjuk Anda seirama dengan sajak dari lagu.
Selalu akhiri lagu dengan ciuman yang erat. Anda juga dapat menyanyikan satu
baris lagu dan menepuk hanya satu kata. Misalnya, Kingkong badannya besar tapi
aneh kakinya (jangan menyanyikan kata pendek tetapi sebagai gantinya tepuk anak
Anda).
f.
Menyanyi (15-18
bulan)
Dari
hasil penelitian, semakin cepat seorang anak diperkenalkan pada musik, potensinya
semakin besar untuk belajar dan menyenangi musik. Anda dapat mengembangkan
kemampuan dan kepekaan anak dengan bernyanyi bersamanya. Jangan khawatir
mengenai menyanyi selaras atau mengubah kata-kata dari sebuah lagu. Menikmati
bernyanyi adalah bagian yang penting. Mulailah bernyanyi lagu yang Anda sukai
dengan menambahkan beberapa peragaan, seperti bertepuk tangan, melambai dan
lainnya. Lakukan berulang-ulang sampai balita mulai mengikutinya. Anda juga
dapat menggerakkan tangan balita Anda dengan gerakan tepuk tangan atau
melambai.Ingat! Jangan paksakan jika balita terlihat tidak menyukainya. Anda
dapat melakukannya di manapun dan kapan pun. Nikmatilah kegiatan ini bersama
dengannya.
g.
Musik Klasik (18
21 bulan)
Pada
umumnya, jenis musik klasik sangat dianjurkan untuk dikenalkan kepada balita,
hal ini disebabkan jenis musik ini dapat memperkuat sirkuit otak yang digunakan
untuk matematika. Untuk jenis musik ini Anda dapat melakukan kegiatan dengan
berdansa mengikuti irama musik klasik. Ajak balita untuk mengkuti gerakan Anda.
Anda juga dapat menggendongnya dan melakukan tarian atau dansa sesuai dengan
irama musik. Musik klasik yang lembut dan halus akan membuat anak Anda relaks
dan baik sekali diperdengarkan saat akan tidur.
h.
Bermain Musik
Bersama (21-24 bulan)
Perdengarkanlah
berbagai jenis musik dari jenis musik yang Anda dan anak Anda suka mendengarkan
dan tanggapi gerakan dari anak Anda bila dia bergoyang-goyang, Anda ikut
bergoyang. Bila dia melompat, Anda ikut melompat. Peganglah tangannya dan lakukan
gerakan berbeda mengikuti musik. Anda dapat melompat, meluncur, berlari,
berputar-putar, dan berjingkat-jingkat. Bergeraklah dengan bebas mengikuti
musik dan biarkan anak Anda melakukan hal yang sama. Ketika dia melihat bahwa
Anda menikmati musik, dia akan menikmatinya juga. Pengalaman dengan musik amat
penting bagi pengembangan pembicaraan dan gerakan serta integrasi panca indra.
i.
Alat Musik (24
bulan ke atas)
Saat
usia 24 ke atas, Anda dapat mulai untuk memberikan pilihan alat musik bagi
balita Anda yang berusia dua tahun atau lebih untuk mengetahui berbagai macam
bunyi atau suara yang berbeda. Mulailah dengan drum. Pukul drum di dekat
pinggirnya, kemudian di tengah. Suaranya akan lebih tinggi dan lebih rendah.
Lalu dengan balok berpasir, yaitu dengan menggosok keduanya untuk mendengar
suara menarik seperti kereta api. Alat lainnya adalah segitiga. Pukul di tempat
yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada lebih tinggi dan lebih rendah. Selain
itu tongkat dapat dikenalkan dengan memukulkan ke permukaan yang berbeda untuk
menghasilkan suara berbeda. Memukulkan tongkat di lantai dan kemudian di meja
akan mempesonakan anak Anda.
Pengenalan
musik sejak dini,akan membantu menstimulus perkembangan otak si kecil menjadi
lebih baik. Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Kanada, kecerdasan anak
yang belajar musik lebih berkembang daripada anak yang tidak belajar musik.
Selain itu, otak anak yang melatih kemampuan bermusik dapat merespons musik
dengan cara yang berbeda ketimbang yang tak berlatih. terlebih lagi, anak yang
berlatih musik juga memiliki kapasitas memori lebih baik.
Musik
tak hanya berkaitan dengan kognitif tapi juga dapat meningkatkan disiplin anak.
Melalui musik percaya diri anak meningkat dan kemudian menular ke berbagai
bentuk kecerdasan seperti mengingat, menghafal dan lain sebagainya. Namun yang
terpenting dari seluruh kecerdasan tersebut adalah harus di barengi dengan
kecerdasan spiritual, karena kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang
bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar
ego atau jiwa sadar. Kecerdasan ini menjadikan manusia yang benar-benar utuh
secara intelektual, emosional dan spiritual.
Ciri
orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam
kehidupannya. Seorang anak yang semenjak lahir diberi stimulant dalam
kecerdasan spiritual akan sangat berbekas dihatinya hingga dewasa, dibandingkan
dengan pemberian stimulan pada usia remaja. Seorang anak yang memiliki
kecerdasan musikal serta dibarengi dengan kecerdasan spiritual akan menjadi
anak yang berpontensi tinggi namun memiliki jiwa yang lapang, tidak sombong dan
selalu ingat kepada Tuhan.
Kecerdasan
bermusik merupakan salah satu dari delapan kecerdasan teori Multiple
Intelligence, menurut Gardner, guru besar pendidikan dari Harvard University,
AS, kecerdasan bermusik memiliki irama, pola-pola, ritme, tempo, instrument,
dan ekspresi musik, hingga seseorang mampu mempelajarinya. Gardner mengatakan,
pada dasarnya setiap anak, memiliki kecerdasan musikal secara alami. Telah
terbukti bahwa bayi usia 2 bulan sudah dapat menyenandungkan nada tinggi dan
melodi yang disenandungkan ibunya. Selain itu, diusia 4 bulan bayi sudah mampu
mengikuti ritme yang didengarnya tersebut mulai bertambah atau justru berkurang
tergantung pada lingkungannya.
Kecerdasan
musik diindikasikan memiliki banyak pengaruh terhadap perkembangan kognitif, Contoh
sederhana misalnya dengan mengenal dan menghafal nada-nada. Oleh karena itu
musik amat mempengaruhi daya imajinasi anak, sehingga akan menjadikannya lebih
kreatif. Untuk memperkuat bukti tersebut maka banyak dilakukan penelitian dan
percobaan. Salah satunya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Gordon Shaw dari
University of California, AS. Penelitian Prof. Dr. Gordon Shaw tersebut antara
lain membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok :
1.
Belajar musik
2.
Belajar komputer
3.
Belajar
keterampilan
Hasilnya ternyata kelompok pertama menunjukkan
perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun
ketiga. Usia 0 sampai 6 tahun adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar
musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan pendengaran.
Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya
kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Tapi yang pasti, orang
tua perlu cermat memilih jenis musik bagaimana yang positif dampaknya dalam
menstimulasi otak si kecil. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan
alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3
unsur, yaitu :
a.
Melody (movement nada)
b.
Ritme (hentakan
irama)
c.
Timbre (tone colour atau warna musik)
Anak
dengan kemampuan bicara yang terbatas dapat menggunakan musik sebagai media
alternatif dalam berkomunikasi, diantaranya :
a. Musik
berguna untuk mengenalkan kalimat dan gerakan sehari-hari
Misalnya
mengubah lagu sendiri dengan tema seperti makan, mandi, menyikat gigi, naik
kendaraan ataupun berolahraga, sehingga anak dapat menarik hubungan-hubungan
antara lagu dengan aktifitas sehari-hari.
b. Musik
sebagai alat untuk belajar bahasa tubuh dan gerakan
Mengajarkan
bahasa tubuh sangat bermanfaat untuk mengungkapkan keinginan anak dan dapat
mendorong kemampuan bicara. Syal, pita, gelas plastik atau handuk yang
digerakkan sesuai irama lagu, bisa menjadi media interaksi antara ibu dan anak.
c. Musik
berguna untuk melatih imitasi verbal dan bicara
Anak
dengan down syndrome perlu belajar menirukan bunyi. Misalnya nyanyikan lagu apa
saja yang dapat diucapkan anak, jika dia hanya dapat bergumam, aplikasikan
gumam tersebut kedalam lagu favorit anak. Potensi kecerdasan musikal serta
kemandirian anak dapat dioptimalkan lewat lomba musik atau kegiatan-kegiatan
musikal. Ajak balita menonton pertunjukan musik live show; semisalnya Barney
Show.
Musik memiliki banyak manfaat terhadap perkembangan
balita, antara lain :
a.
Memperlancar/membantu balita dalam berkomunikasi. Balita
dapat belajar untuk berbicara melalui musik.
b.
Mempengaruhi perkembangan memori balita. Melalui musik,
balita akan mengasah daya ingatnya/memorinya. Misalnya dalam mengingat lirik
lagu, tempo bernyanyi (misalnya kapan harus mulai bernyanyi).
c.
Musik juga dapat membantu balita untuk menghafal. Contohnya
ia akan belajar untuk menghafal lirik lagu yang disukainya. Selain itu juga Anda
dapat mengajarkan hitungan sederhana kepada balita Anda. Misalnya ketika kita
akan mulai bernyanyi katakan satu, dua tigabaru Anda mulai bernyanyi. Ha ini
sesuai dengan manfaat di atas yaitu balita mulai belajar untuk mengenal tempo
sebuah lagu.
d.
Membantu balita dalam mengembangkan fungsi otaknya.
Selain perkembangan fungsi otaknya, belajar musik dapat membantu fungsi motorik balita melalui aktivitas menyanyi sambil menari. Balita mulai dapat belajar untuk mengerti atau mengenal arti dari sebuah kata. Karena balita mulai belajar untuk mengucapkan kata-kata, perkmbangan selanjutnya, ia akan mulai memiliki rasa ingin tahu. Ia akan mulai menanyakan arti dari kata-kata yang belum ia mengerti.
Selain perkembangan fungsi otaknya, belajar musik dapat membantu fungsi motorik balita melalui aktivitas menyanyi sambil menari. Balita mulai dapat belajar untuk mengerti atau mengenal arti dari sebuah kata. Karena balita mulai belajar untuk mengucapkan kata-kata, perkmbangan selanjutnya, ia akan mulai memiliki rasa ingin tahu. Ia akan mulai menanyakan arti dari kata-kata yang belum ia mengerti.
e.
Musik juga mampu mengembangkan fungsi afeksi balita. Balita
akan belajar untuk peka terhadap lagu yang ia sukai. Ia akan mulai untuk
berkonsentrasi kapan mulai bernyanyi, kapan ia harus berhenti. Untuk itu bisa
dikatakan musik tak hanya berkaitan dengan kognitif tapi juga dapat
meningkatkan disiplin anak.
f.
Melalui musik percaya diri anak meningkat dan kemudian
menular ke berbagai bentuk kecerdasan seperti mengingat, menghafal dan lain
sebagainya, hingga bias saja ia mampu memiliki kecerdasan spiritual.
g.
Melalui musik, balita akan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan daya imajinasi anak, sehingga akan menjadikannya lebih kreatif. Pengaruh
musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan
emosi. Musikpun juga akan membuat balita menjadi lebih ekspresif (dalam http://ristiantoputra.blogdetik.com/2012/11/09/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-otak-balita/).
2.5 Tahapan-Tahapan Perkembangan Otak Anak
Berikut ini
masa-masa perkembangan otak anak yang dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan
perkembangan kecerdasannya :
·
Perkembangan motorik : selama kehamilan sampai
dengan 5 tahun
·
Perkembangan emosional : sejak lahir hingga 2
tahun (paling sensitif adalah antara 10-18 bulan)
·
Pengelihatan : sejak lahir hingga 2 tahun
(terutama antara 2-4 bulan dan 8 bulan)
·
Kosa kata : sejak lahir hingga 3 tahun (terutama
antara 6-12 bulan)
·
Bahasa kedua : antara 6-10 bulan
·
Logika / matematika : sejak lahir hingga 4 tahun
·
Musik : sejak lahir hingga 10 tahun
Dengan mengetahui
masa-masa perkembangan otak anak, kita dapat memberikan pengaruh positif pada
setiap tahap tersebut supaya anak menjadi lebih cerdas. Misalnya, untuk
mengajarkan banyak kosa kata dan kemampuan bahasa, lakukan terutama pada usia
6-12 bulan. Mengajak anak bicara walaupun mungkin ia belum mengerti, adalah
cara yang paling ampuh untuk merangsang perkembangan bahasanya. Sedangkan untuk
memperkenalkan bahasa lain, lakukanlah pada usia 6-10 bulan. Karena perkembangan
kemampuan bahasa terjadi sejak lahir hingga 3 tahun, maka tidak heran banyak
orang tua yang mengakui bahwa anak balitanya banyak belajar kosa kata bahasa
Inggris dari tayangan anak-anak berbahasa Inggris di TV.
Begitu pula ketika
memilihkan mainan anak, pilihlah yang sesuai dengan setiap tahap
perkembangannya agar dapat merangsang perkembangan kecerdasannya, motorik,
emosional, serta logika anak (dalam http://id.theasianparent.com/bagaimana-cara-maksimalkan-perkembangan-otak-anak/).
2.6 Pengaruh Gizi Terhadap Perkembangan Kecerdasan Anak
Gizi merupakan salah
satu penentu kualitas sumber daya manusia, diantaranya kualitas kecerdasan anak
(Waluyo, 2010:2). Kecerdasan,
keterampilan, dan perkembangan mental anak tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak
berkembang optimal, tentu saja harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan,
dalam arti harus mengonsusmi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang terutama
untuk perkembangan otaknya.
Kecerdasan adalah kemampuan
seseorang untuk menggabungkan informasi yang didapat, serta kemampuan
menyesuaikan diri dengan situasi secara cepat dan efektif. Kecerdasan seorang
anak sangat ditentukan oleh bagaimana perkembangan dan pertumbuhan otaknya saat
dalam kandungan dan setelah kelahiran.
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam
pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal
mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan kecerdasan anak.
Apabila gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung maupun tidak
langsung terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek langsung akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta
terganggunya fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan
kekurangan gizi yang berefek tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak
aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, pada keadaan
gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuh menurun.
Survei kesehatan nasional 2005-2006
menunjukkan bahwa 18 juta balita Indonesia menderita kurang gizi. Penyebab
kekurangan gizi pada balita biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu secara
langsung melalui makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak
langsung melalui ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan, pola
pengasuhan anak yang kurang baik, serta layanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan yang kurang baik (Waluyo, 2010:80).
Orang tua berperan penting dalam
pengawasan pola makan anak-anaknya. Makanan yang diberikan sebaiknya memenuhi
kecukupan energi dan zat-zat gizi yang seimbang. Susunan hidangan diberikan
sesuai dengan selera makan anak, porsi makan yang diberikan harus sesuai
kemampuannya dan makanan yang diberikan harus terbebas dari kotoran.
Para ahli menyebutkan bahwa kelompok
makanan yang berguna untuk pembentukan, pertumbuhan, dan pemeliharaan sel-sel
tubuh terdapat pada makanan yang mengandung zat tenaga dan zat pengatur. Zat
tenaga dapat diperoleh dari makanan yang mengandug karbohidrat dan banyak
ditemukan di makroni, ubi kayu, mie, kentang, jagung, beras, gula, dan ubi
jalar. Makanan yang mengandung protein banyak ditemukan di susu, keju, ikan,
daging, telur, ayam, tahu, dan tempe. Protein memegang peranan utuk pertumbuhan
optimal (Pamilu, 2009:39).
Kecerdasan anak sangat ditentukan
oleh otaknya. Perkembangan dan kinerja otak anak ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas makanan yang diberikan. Untuk mencapai hal tersebut, maka berikanlah
buah-buahan kepada anak karena pada umumnya semua buah kaya akan kalium,
khususnya buah aprikot, avocad, jeruk, melon dan pisang. Kandungan kalium ini
sangat dibutuhkan oleh otak sebagai penghasil energi. Selain kalium, bahan
untuk pemasok energi pada otak adalah natrium yang terdapat hampir dalam setiap
bahan makanan. Kurangnya kalium pada otak akan berakibat mengurangi aliran arus
listrik di dalam otak dan mengurangi informasi yang diterima oleh otak sehingga
berpengaruh terhadap belajar anak. Kurangnya kalium secara drastis akan menimbulkan beberapa resiko seperti
mengantuk, pingsan, dan muntah (dalam http://azkiyaqyube.blogspot.com/2013/12/makalah-pengaruh-gizi-terhadap_8.html).
2.7 Teori Perkembangan Otak Anak Usia Dini
Sujiono (2010:49) Anak manusia
sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah dikaruniai sejumlah
kemampuan yang melebihi kemampuan ciptaan Tuhan lainnya yang ada dimuka bumi
ini. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lainnya adalah karena manusia
mempunyai akal dan pikiran yang merupakan satu kesatuan hasil kerja otak.
Melalui akal pikirannya inilah manusia mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk dapat mempertahankan diri dan melanjutkan keturunannya,
selanjutnya ciri yang paling dominan adalah manusia mampu mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin melalui proses eksplorasi dan belajar dari lingkungannya.
Masa usia dini merupakan masa awal
perkembangan setelah anak dilahirkan ke dunia ini. Banyak pakar perkembangan
meyakini bahwa masa ini merupakan masa keemasan untuk melakukan stimulasi
fungsi otak melalui berbagai aktivitas yang dapat menstimulasi organ
pengindraan berupa kemampuan visual, auditori, sensori, dan motorik. Mengutip
pendapat Clark dalam Semiawan (2002:13), ketika dilahirkan otak seorang anak
manusia telah membawa potensi yang terdapat di dalam 100-200 milyar sel neuron
yang tersimpan diotaknya. Setiap sel neuron tersebut siap ditumbuhkembangkan
untuk memproses beberapa triliyun informasi.
Selama masa perkembangannya otak
terus mengalami perubahan-
perubahan sesuai dengan stimulasi
yang diterima melalui seluruh panca indra, hal ini pulalah yang akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan, kepribadian, dan kualitas hidup seorang anak.
Selanjutnya Adree dalam Jalal (2005:34) menyatakan bahwa pada hakikatnya
otaklah yang menentukan perilaku, otak yang menentukan kepribadian, dan otak
yang menyimpan ingatan pengalaman. Dengan perkataan lain otak dan sistem saraf
merupakan suatu perangkat yang memproduksi dan mengatur seluruh kegiatan tubuh.
Berkat kemampuan otaknya, manusia dapat menjalankan fungsi fisik dan
psikososialnya dan dapat lebih meningkatkan kemampuan tersebut melalui kegiatan
belajar yang merupakan interaksi dengan lingkungannya baik sengaja atau pun
tidak sengaja.
Otak terbagi menjadi dua bagian,
yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Masing-masing belahan otak
mempunyai fungsi yang berbeda, belahan otak kiri mempunyai fungsi yang bersifat
logis, analitis, bertahap dan linier, berpikir konvergen, mengarah pada satu jawaban ya/tidak atau
benar/salah, serta rasional; sedangkan belahan otak kanan mempunyai fungsi intuitif, holistic,gestalt, non linier,
berpikir divergen, mengarah pada jawaban yang menyebar/toleran terhadap
kedwiartian, dan irrasional (Semiawan, 2002:21-22).
Menurut Dennison dan Dennison
(2004:1-2) setiap belahan otak terdiri dari lobus depan yang berfungsi untuk
berpikir, lobus samping berfungsi untuk mendengar dan fungsi bahasa, lobus atas
berfungsi untuk pusat rasa dan gerak, serta lobus belakang berfungsi untuk
penglihatan. Selanjutnya dijelaskan bahwa pusat-pusat otak akan terangsang
melalui indra yang mengalirkan aliran listrik ke pusat-pusat otak melalui
serabut-serabut sarafnya. Dalam kehidupan, otak merupakan organ yang memiliki
fungsi vital, yaitu mengatur fungsi organ-organ tubuh lainnya (basic brain function) yaitu sejumlah
kemampuan yang telah dapat berfungsi tanpa proses pembelajaran, seperti
kemampuan untuk melihat, bergerak, meraba, mendengar, dan fungsi pengaturan
organ lainnya. Selain itu, otak juga mempunyai fungsi lebih tinggi yang disebut
dengan fungsi luhur (high brain function) yang berfungsi untuk berpikir, emosi,
belajar dan mengerti tentang apa yang dilihat, didengar, dilakukan, serta
fungsi sosial (social brain function)
berupa respon adequateterhadap lingkungan dan situasi yang berubah-ubah.
Berdasarkan hukum perkembangan otak,
diketahui bahwa apabila otak diberi rangsangan melalui stimulus yang masuk
melalui panca indra maka otak itu akan terus bekerja dan sebaliknya apabila
otak tidak dirangsang maka akan dimusnahkan. Berkaitan dengan hal tersebut
stimulasi otak pada anak usia dini mengacu pada proses kerja otak, yaitu
mengindra segala sesuatu yang ada di lingkungan melalui seluruh alat-alat indra
kemudian melalui serabut-serabut otak menjadi gelombang listrik dan disimpan
dalam otak menjadi memori atau ingatan yang kemudian dapat dimunculkan kembali
persis seperti aslinya.
Semiawan (2002:49) berpendapat
selama lima tahun pertama kehidupan seorang anak otak berkembang dengan pesat,
terlebih lagi pada usia 2-5 tahun yang seringkali diistilahkan dengan masa
kritis pertama Keberfungsian otak anak merupakan hasil interaksi antara pola
cetak biru (blue print) yang bersifat
genetik dengan lingkungan. Sehubungan dengan potensi kecerdasan yang dibawa
anak sejak lahir tidaklah akan berarti apa-apa apabila lingkungan tidak
memberikan stimulus. Bahkan di dalam perkembangannya, otak yang selalu diberi
stimulus akan semakin memperbanyak dan memperkuat jaringan sel neuronnya dan
sebaliknya apabila tidak mendapat stimulus maka pertumbuhan otak akan berhenti
sama sekali. Berhubungan dengan pengembangan program kegiatan bermain, kajian
tentang otak yang dipentingkan adalah tentang keterampilan otak yang
berhubungan dengan cara berpikir danperanan otak dalam peristiwa belajar.
Berpikir adalah kegiatan otak yang
menghubungkan antara informasi yang tersimpan (ingatan), antara ingatan dan
informasi yang baru atau antara informasi baru yang diterima. Kegiatan ini
terdiri atas mengaitkan, mengatur, menguraikan, menggabungkan, menilai, mengkaji,
mengukur, menghitung, mengabstraksi, merencana, mengoreksi, membuat keputusan,
dan menyimpulkan. Pada masa usia dini ingatan pertama yang berkembang adalah
ingatan mengenali (recognizing memori),
mengenalisesuatu yang pernah diindranya. Selanjutnya ingatan jangka panjang (longterm memory) yang dapat dikeluarkan,
ditukil atau diacak (retrive and recall) berkembang secara perlahan. Mula-mula
hanya berlangsung sebentar, perlahan-lahan menjadi ingatan jangka panjang yang
dapat diacak sewaktu-waktu bila diperlukan (Jalal, 2005:18-19).
Peristiwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang terjadi sepanjang waktu sebagai hasil dari
pengalaman. Dengan perkataan lain belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan
kemampuan dan pengetahuan yang pada mulanya didapat oleh setiap anak melalui
panca indra. Belajar dimungkinkan karena otak dapat menyimpan pengalaman dalam
ingatan jangka panjang. Belajar dilakukan dengan mengindra, meniru, melakukan,
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan mengubah lingkungan. Belajar
merupakan proses yang selayaknya dilakukan sedini mungkin bahkan semenjak janin
masih dalam kandungan.
Madeleine (tanpa tahun:4) menyatakan
bahwa belajar juga berkaitan erat dengan kecerdasan; berdasarkan hasil
penelitian dikatakan bahwa untuk memaksimalkan tingkat kecerdasan anak
diperlukan rangsangan-rangsangan sejak masa pertama kehidupannya. Dennison dan
Dennison (2004:3) yang terkenal dengan temuannya tentang brain gyms, mengemukakan tiga hal yang berkaitan dengan belajar,
yaitu: (1) belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus
terjadi sepanjang hidup, (2) kesulitan belajar adalah ketidakmampuan mengatasi
stress dan keraguan dalam menghadapi tugas baru, dan (3) semua orang akan
mengalami “kesulitan belajar” selama manusia belajar untuk tidak bergerak.
Anak yang sehat mengetahui kapan
mereka mempunyai masalah dan meminta bantuan dengan menunjukkan perilaku
tertentu. Tidak ada anak yang malas, menarik diri, agresif atau pemarah,
kecuali mereka yang tidak mendapat cara belajar yang alami. Bila diberi
kesempatan untuk bergerak dengan cara mereka sendiri, anak-anak mampu
menyelesaikan proses belajarnya, selanjutnya dengan dukungan dan ijin untuk
bergerak secara positf di dalam kelas, anak dapat mengembangkan kemampuan
intelegensinya yang unik dan lengkap dengan cara alami sehingga mereka tidak
akan terhambat lagi melainkan merasa bebas untuk belajar.
Berdasarkan paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa belahan otak dapat distimulasi sesuai dengan fungsi
masing-masing belahan, keterkaitan hal ini dengan kecerdasan jamak, yaitu
belahan otak kiri berhubungan dengan pengembangan kecerdasan linguistik, logika
matematika, visual spasial dan kinestetik; sedangkan belahan otak kanan
berhubungan dengan pengembangan kecerdasan interpersonal, intrapersonal,
musikal, naturalis dan spritual. Pada dasarnya keberfungsian dari kedua belahan
otak tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, tetapi keduanya dapat
saling berkaitan. Artinya perkembangan belahan otak kanan akan mempengaruhi
perkembangan belahan otak kiri dan sebaliknya.
Pengembangan program kegiatan
bermain bagi anak usia dini haruslah dapat mengembangkan kedua belahan otak
manusia melalui pengembangan secara konkret kecerdasan jamak melalui berbagai
kegiatan bermain.Pada masa perkembangannya, otak haruslah mendapat perangsangan
dan pemprograman yang baik dan seimbang. Pemograman yang tidak tepat bahkan
salah pada masa usia dini dapat berakibat buruk pada perilaku dimasa dewasa.
Artinya pengalaman anak di waktu kecil berpengaruh besar dan berdampak bagi
perkembangan selanjutnya dalam membentuk dan menetapkan fungsi dari
struktur-struktur otak yang bersangkutan (dalam http://yebefo.com/wp-content/uploads/2013/04/KECERDASAN-JAMAK-DAN-BERMAIN-KREATIF.pdf).
2.8 Cara Mengembangkan Kecerdasan Jamak Yang Dimiliki
Anak
2.8.1
Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Kecerdasan
linguistik merupakan kecerdasan dalam menggunakan kata secara efektif baik
secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini memiliki empat ketrampilan yaitu
menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Berikut kiat-kiat mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini :
Berikut kiat-kiat mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini :
·
Mengajak
anak berbicara sejak bayi
·
Membacakan
cerita atau mendongeng sebelum tidur atau kapan saja sesuai situasi dan kondisi
·
Berdiskusi
tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak
·
Bermain
peran
·
Memperdengarkan
dan memperkenalkan lagu anak-anak
2.8.2
Kecerdasan Logika Matematika (Number / Reasoning) Smart)
Kecerdasan
logika matematika merupakan kecerdasan dalam menggunakan angka dan logikanya.
Kecerdasan ini melibatkan ketrampilan mengolah angka dan atau kemahiran
menggunakan logika.
Cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak antara lain dengan cara :
Cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak antara lain dengan cara :
·
Bermain
puzzle, permainan ular tangga, domino dll
·
Mengenal
bentuk geometri
·
Mengenalkan
bilangan melalui sajak berirama dan lagu
·
Eksplorasi
pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan
·
Memperkaya
pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika
2.8.3
Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Kecerdasan
visual spasial merupakan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar untuk
memecahkan sesuatu masalah atau menemukan jawaban atas masalah yang dihadapi.
Kecerdasan ini digunakan oleh anak untuk berpikir dalam bentuk visualisasi dan
gambar untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan jawaban.
Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak adalah sebagai berikut :
Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak adalah sebagai berikut :
·
Mencorat
coret
·
Menggambar
dan melukis
·
Kegiatan
membuat prakarya atau kerajinan tangan
·
Mengunjungi
berbagai tempat dapat memperkaya pengalaman visual anak
·
Melakukan
permainan konstruktif dan kreatif
·
Mengatur
dan merancang
2.8.4
Kecerdasan Kinestetik (Body Smart)
Kecerdasan
kinestetik adalah suatu kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu
atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti
berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.
Cara
menstimulasi kecerdasan kinestetik pada anak antara lain sebagai berikut :
·
Menari
·
Bermain
peran / drama
·
Latihan
ketrampilanfisik
·
Olahraga
2.8.5
KecerdasanMusikal (Musical Smart)
Kecerdasan
musikal adalah kemampuan memahami aneka bentuk musikal dengan cara mempersepsi
(penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi).
Cara mengembangkan kecerdasan musikal anak antara lain sebagai berikut :
Cara mengembangkan kecerdasan musikal anak antara lain sebagai berikut :
·
Beri
kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka,buat
mereka lebih percaya diri
·
Pengalaman
empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan
anak
·
Ajak
anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan irama dan birama yang
mudah diikuti
2.8.6
Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Kecerdasan
interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain. Kegiatan yang mencakup kecerdasan interpersonal yakni memimpin,
mengorganisasi, berinteraksi, berbagi,menyayangi, berbicara, sosialisasi,
menjadi pendamai, permainan kelumpok, klub, teman-teman, kelompok dan
kerjasama.
Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni :
Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni :
·
Mengembangkan
dukungan kelompok
·
Menetapkan
aturan tingkah laku
·
Memberi
kesempatan bertanggungjawab dirumah
·
Bersama-sama
menyelesaikan konflik
·
Melakukan
kegiatan sosial di lingkungan
·
Menghargai
perbedaan pendapat antara anak dan teman sebaya
·
Menumbuhkan
sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan social
·
Melatih
kesabaran menunggu giliran
·
Berbicara
serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu
2.8.7
Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara reflektif yaitu
mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri
sendiri. Ada pun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah berpikir,
meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung,
membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri
dan menulis instropeksi.
Cara
mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut :
·
Menciptakan
citra diri positif, “aku anak baik”, “saya anak yang rajin membantu ibu”, dll
·
Ciptakan
suasana serta kondisi yang kondusif di rumah yang mendukung pengembangan
kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri
·
Menuangkan
isi hati dalam jurnal pribadi
·
Bercakap-cakap
memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan minat anak
·
Membayangkan
diri di masa datang, lakukan perencangan dengan anak semisal anak ingin seperti
apa bila besar nanti
2.8.8
Kecerdasan Naturalis (Natural Smart)
Kecerdasan
naturalis adalah kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan
terhadap flora fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati
fenomena alam dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis yakni :
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis yakni :
·
Jalan-jalan
di alam terbuka
·
Berdiskusi
mengenai apa yang terjadi di alam sekitar
·
Kegiatan
ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam sekitar
2.8.9
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
berkewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya.
Sujiono
dan Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa materi program yang dapat dikembangkan
mengajarkan do’a, membiasakan diri untuk selalu bersikap sesuai dengan ajaran
agama seperti memberi salam, dermawan,dsb.
Cara mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini antara lain :
Cara mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini antara lain :
·
Melalui
teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan dalam perilaku baik lisan, tulisan
maupun perbuatan
·
Melalui
cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik buruk
·
Mengamati
berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka
tumbuhan serta kekayaan alam lainnya
·
Mengenalkan
dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata
·
Membangun
sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan (Sujiono hal
55-64).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecerdasan menurut
Howard Gardner adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan
produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau
ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence
(kecerdasan majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih
dari satu macam. Menurut Howard Gardner setiap individu sembilan jenis kecerdasan di dalam dirinya yang
disebut kecerdasan majemuk (multiple
intelligence).
Soefandi (2009: 13-16) Otak manusia adalah struktur lunak
yang dilindungi oleh cangkang berupa tengkorak. Berdasarkan letaknya secara
simetris, otak dibagi menjadi otak kanan (hemisfer kanan) dan otak kiri
(hemisfer kiri). Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada
manusia. Kerusakan pada otak, akan sangat mengganggu aktivitas bagi
penderitanya. Otak merupakan pusat memory, kognitif, emosi,
dan semua jenis perasaan dan kognisi. Kualitas otaklah yang membedakan kualitas
individu itu sendiri. Walaupun otak merupakan satu kesatuan yang menyatu,
tetapi dapat dibagi menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja
dan fungsi yang berbeda.
Pengenalan musik sejak dini,akan membantu
menstimulus perkembangan otak si kecil menjadi lebih baik. Menurut penelitian
yang pernah dilakukan di Kanada, kecerdasan anak yang belajar musik lebih
berkembang daripada anak yang tidak belajar musik. Selain itu, otak anak yang
melatih kemampuan bermusik dapat merespons musik dengan cara yang berbeda
ketimbang yang tak berlatih. terlebih lagi, anak yang berlatih musik juga
memiliki kapasitas memori lebih baik.
Masa-masa
perkembangan otak anak yang dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan perkembangan
kecerdasannya :
·
Perkembangan motorik : selama kehamilan sampai
dengan 5 tahun
·
Perkembangan emosional : sejak lahir hingga 2
tahun (paling sensitif adalah antara 10-18 bulan)
·
Pengelihatan : sejak lahir hingga 2 tahun
(terutama antara 2-4 bulan dan 8 bulan)
·
Kosa kata : sejak lahir hingga 3 tahun (terutama
antara 6-12 bulan)
·
Bahasa kedua : antara 6-10 bulan
·
Logika / matematika : sejak lahir hingga 4 tahun
·
Musik : sejak lahir hingga 10 tahun
Dengan mengetahui
masa-masa perkembangan otak anak, kita dapat memberikan pengaruh positif pada
setiap tahap tersebut supaya anak menjadi lebih cerdas.
Gizi merupakan salah
satu penentu kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan seimbang sangat
berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan
yang optimal mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan
kecerdasan anak. Apabila gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung
maupun tidak langsung terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek
langsung akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak
serta terganggunya fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan
kekurangan gizi yang berefek tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak
aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, pada keadaan
gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuh menurun.
Madeleine (tanpa
tahun:4) menyatakan bahwa belajar juga berkaitan erat dengan kecerdasan;
berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa untuk memaksimalkan tingkat
kecerdasan anak diperlukan rangsangan-rangsangan sejak masa pertama
kehidupannya. Dennison dan Dennison (2004:3) yang terkenal dengan temuannya
tentang brain gyms, mengemukakan tiga
hal yang berkaitan dengan belajar, yaitu: (1) belajar adalah kegiatan yang
alami dan menyenangkan yang terus terjadi sepanjang hidup, (2) kesulitan
belajar adalah ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi
tugas baru, dan (3) semua orang akan mengalami “kesulitan belajar” selama manusia
belajar untuk tidak bergerak.
3.2 Saran
Sebagai pendidik dan orangtua hendaknya dapat
mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak. Orangtua juga dapat
menyeimbangkan gizi untuk anak untuk kebaikan perkembangan otak anak yang
nantinya akan berpengaruh kedalam berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar