counter

Rabu, 19 November 2014

Pengaruh Perkembangan Otak Terhadap Kecerdasan Anak



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sujiono (2013:49-52) menyatakan bahwa anak manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah dikarunia sejumlah kemampuan yang melebihi ciptaan Tuhan laiinya yang ada di muka bumi ini. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lainnya adalah karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang merupakan satu kesatuan dari hasil kerja otak. Melalui akal pikiran inilah manusia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat mempertahankan diri dan melanjutkan  keturunannya. Selanjutnya ciri yang paling dominan adalah manusia mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui proses eksplorasi dan belajar dari lingkungan.

Sujiono (2010: 49-52) Masa usia dini merupakan  masa awal perkembangan. Banyak pakar meyakini bahwa masa ini merupakan masa keemasan untuk melakukan stimulasi fungsi otak melalui berbagai aktivitas yang dapat menstimulasi organ penginderaan berupa kemampuan visual, auditori, sensori dan motorik. Berkat kemampuan fungsi otaknya, manusia dapat menjalankan fungsi fisik dan psikososialnya dan dapat lebih meningkatkan kemampuan tersebut melalui kegiatan belajar yang merupakan interaksi dengan lingkungannya baik disengaja ataupun tidak sengaja.

Otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan berbicara, kemampuan mengolah tata bahasa, baca tulis, daya ingat, logika, angka, analisis,dll.  Sementara otak kanan tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, pengembangan kepribadian. Para ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), sementara otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Ouotient) seseorang (dalam http://eliyohana123.blogspot.com/2013/10/22-cara-memaksimalkan-otak-kanan-dan.html).

Menurut saya, sistem pembelajaran di negeri kita masih mengacu pada perkembangan otak kanan semata. Padahal di Eropa dan Amerika misalnya, pendidikan yang diterapkan berupa kegiatan menari, menyanyi, melukis dan sebagainya pada awal-awal pendidikan. Untuk itu, dalam  makalah kali ini, saya akan membahas mengenai uraian perkembangan otak yang berhubungan dengan sembilan kecerdasan majemuk.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1                    Apakah pengertian dari kecerdasan majemuk?
1.2.2                    Sebutkan fungsi otak?
1.2.3                    Bagaimana Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Otak Anak?
1.2.4                    Bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan otak anak?

1.2.5                    Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan otak anak?
1.2.6                    Bagaimana pengaruh gizi terhadap perkembangan kecerdasan anak?
1.2.7                    Bagaimana teori perkembangan otak anak usia dini?
1.2.8                    Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan jamak yang dimiliki anak?

1.3  Tujuan
1.3.1                    untuk mengetahui pengertian dari kecerdasan majemuk
1.3.2                    untuk mengetahui fungsi otak
1.3.3                    untuk mengetahui cara mengoptimalkan kecerdasan otak anak
1.3.4                    untuk mengetahui pengaruh musik terhadap kecerdasan otak anak
1.3.5                    untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan otak anak
1.3.6                    untuk mengetahui pengaruh gizi terhadap perkembangan kecerdasan anak
1.3.7                    untuk mengetahui teori perkembangan otak anak usia dini
1.3.8                    untuk mengetahui cara mengembangkan kecerdasan jamak yang dimiliki anak


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan Majemuk
Gardner mengemukakan bahwa manusia mempunyai 9 kecerdasan diantaranya: kecerdasan linguistik, logika matematika, kinestetik, visual spasial, musikal, spiritual, naturalis, interpersonal dan intrapersonal. Gardner membuat kriteria dasar yang pasti untuk setiap kecerdasan agar dapat membedakan talenta atau bakat secara mudah sehingga dapat mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia baik anak-anak maupun orang dewasa. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dimiliki setiap individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu, kecerdasan ini juga tidak bisa berdiri sendiri, terkadang bercampur dengan kecerdasan yang lain.
Sujiono mengemukakan kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Tingkat kecerdasan dapat membantu seseorang untuk menghadapi berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya. Kecerdasan sudah dimiliki sejak lahir dan terus menerus dapat dikembangkan hingga dewasa. pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan melalui stimulasi pada kelima panca indranya.
Kecerdasan menurut Howard Gardner adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu macam. Menurut Howard Gardner setiap individu sembilan  jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Gardner mengungkapkan bahwa prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat kecerdasan (Intelegensi) bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk berpikir abstrak.
2. Untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar.
3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru.

2.2 Fungsi Otak
Soefandi (2009: 13-16) Otak manusia adalah struktur lunak yang dilindungi oleh cangkang berupa tengkorak. Berdasarkan letaknya secara simetris, otak dibagi menjadi otak kanan (hemisfer kanan) dan otak kiri (hemisfer kiri). Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada manusia. Kerusakan pada otak, akan sangat mengganggu aktivitas bagi penderitanya. Otak merupakan pusat memory, kognitif, emosi, dan semua jenis perasaan dan kognisi. Kualitas otaklah yang membedakan kualitas individu itu sendiri. Walaupun otak merupakan satu kesatuan yang menyatu, tetapi dapat dibagi menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda.
Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960. Seorang peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 hemisfer (bagian) , yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Atas jasanya ini beliau mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981. Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya. Pembagian otak kanan dan otak kiri ini berada dalam posisi frontal (menghadap kedepan), bukan bagian belakang, karena posisi anatomis tubuh adalah menghadap kedepan, bukan membelakangi (dalam http://dogleg.jw.lt/psikologis/otak).
2.2.1 Fungsi Otak Kanan
Soefandi (2009: 13-16) Otak kanan adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisi anatomis (frontal). Fungsi otak kanan adalah sebagai berikut:
·         Perkembangan emosi (emotional quotient (EQ))
·         Hubungan antar manusia (sosialisasi)
·         Fungsi Komunikasi (perkembangan bahasa non verbal)
·         Perkembangan intuitif Seni (menari, melukis, menyanyi dan lain-lain)
·         Mengandalikan ekspresi manusia
·         Pusat khayalan dan kreativitas
·         Berpikir lateral dan tidak terstruktur
·         Tidak memikirkan hal-hal secara detail
·         Cara kerjanya long term memory (memory jangka panjang)
·         Lebih ahli dalam menentukan ruang/tempat dan warna
·         Bila terjadi kerusakan pada area otak kanan yang terganggu adalah area kemampuan visual dan emosi

2.2.2 Fungsi Otak Kiri
Soefandi (2009: 13-16)  Otak kiri adalah otak yang berada disebelah kiri dalam posisi anatomis (posisi frontal). Fungsi otak kiri adalah sebagai berikut:
·         Perkembangan Intelegensi (intelligence quotient (IQ))
·         Pusat perkembangan logika dan rasio (seperti matematika)
·         Berpikir sacara sistematis
·         Bahasa verbal
·         Berpikir linear dan terstruktur
·         Berpikir analisis dan bertahan
·         Cara berpikirnya short term memory (memory jangka pendek)

Jika terjadi gangguan pada otak kiri, maka yang terganggu adalah fungsi berbicara, bahasa dan  matematika Fungsi otak kanan dan otak kiri pada manusia sebenarnya menyatu dalam satu kesatuan fungsi. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa, jika otak kiri aktif, maka otak kanan lebih tenang, demikian pula sebaliknya.

Kerja otak kanan dan otak kiri sebenarnya saling mendukung, sebagaimana pentingnya fungsi memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Sehingga tidak bisa dikatakan, otak kanan lebih bagus dari otak kiri, ataupun sebaliknya. Walaupun, pada sebagian orang, terkadang lebih deminan menggunakan area otak tertentu. Penggunaan dominasi area otak tertentu bagi individu, yang kemungkinan membedakan minat dan bakatnya (dalam http://dogleg.jw.lt/psikologis/otak).

2.3  Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Otak Anak
a.       Kita dapat mengajak anak untuk tertawa bersama, baik beberapa tindakan yang membuatnya mengenali orangtua atau benda-benda disekitarnya. Dengan bantuan mainan yang disesuaikan dengan usia anak, dapat membantu orangtua untuk merangsangnya tertawa.

b.      Meskipun kemampuan anak masih sangat terbatas akan tetapi pada saat berusia satu bulan sudah dapat diajak bercanda. Hal ini berkaitan dengan mengasah kemampuan verbal bagi anak.
c.       Selain mengajaknya berbicara, orangtua dapat sesekali mengajaknya bernyanyi. Dengan cara ini akan lebih efektif dalam menambah perbendaharaan kata pada anak.

d.      Sesekali orangtua dapat memeluk anak, pelukan untuk akan membuatnya merasakan nyaman dan merasakan kasih sayang dari orangtuanya.

e.       Bebeberapa cara untuk mengoptimalkan kemampuan anak yaitu sesekali membacakan buku cerita atau  mendongeng meskipun anak belum sepenuhnya memahami. Hal ini akan membantu dalam  mengasah kemampuan verbal sekaligus belajar untuk memahami kata-kata.

f.       Ajaklah anak untuk melakukan kegiatan yang meningkatkan rasa senang dan bahagia, apalagi dengan memberikan waktu bersama dengan anak untuk sekedar bermain.

2.4  Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak Anak
Sarana komunikasi bagi balita yang masih memiliki keterbatasan salam berkomunikasi. Jenis musik-musik yang halus dan lembut dapat menstimulasi syaraf otak balita saat beraktifitas dan bermain. Untuk itu pengenalan musik berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan memori dan perhatian balita terhadap lingkungan sekitarnya.

Sejak anak  masih ada dalam kandungan pun sudah bisa mulai mengenalkan mereka dengan  musik. Apalagi menurut hasil riset, musik bisa membentuk otak janin. Ada beberapa permainan yang bertujuan untuk mengenalkan musik kepada anak yang baru lahir sampai yang berusia 2 tahun ke atas.

Berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Keterampilan Musik Sejak Balita antara lain :
a.       Variasi Nada (Lahir 3 Bulan)
Para peneliti menyimpulkan ketika bayi masih berada dalam rahim, mereka mampu membedakan bunyi dari suara manusia. Menurut para peneliti otak, ketika bayi mendengar suara bernada tinggi (misalnya `seperti orangtua), denyut nadinya meningkat, menunjukkan bahwa dia merasa aman dan gembira. Kalau berbicara dengan suara bernada rendah, bayi akan merasa tenang dan damai. Caranya dengan dapat memvariasikan lagu-lagu atau musik yang dinyanyikan atau dengarkan. Misalnya dapat menyanyikan lagu dalam nada tinggi, lalu perhatikan reaksi balita Anda. Begitu juga dengan lagu yang bernada rendah.

b.      Menyanyi dan Menari (3-6 Bulan)
Menurut hasil penelitian aktivitas menyanyi dan menari bersama bayi Anda merupakan dua hal yang paling baik yang dapat Anda lakukan untuk membantu otaknya membuat hubungan tetap. Bayi menikmati musik dan irama. Ketika mereka masih berada dalam rahim, mereka merasakan irama dari jantung dan mendengar suara darah mengalir ke seluruh badan. Anda dapat mulai memegang bayi Anda dekat dengan badan Anda dan bergeraklah berkeliling dalam ruang sambil menyanyikan lagu kesayangan Anda. Lagu apapun boleh asalkan itu lagu yang Anda sukai. Bayi Anda akan merasakan kegembiraan dan hal ini akan membuatnya juga berbahagia. Kemudian Anda dapat bergerak berirama sambil mengucapkan kata-kata tu, wa, ga, pat untuk mengiringi Anda bergerak dalam ruangan. Cara lainnya Anda dapat juga bergoyang, membalik, berjalan dengan jinjit, dan mengambil langkah-langkah yang lebar. Atau dengan kata lain Anda berdansa dengan bayi Anda.

c.       Bernyanyi dan Berkata (6-9 bulan)
Semakin awal musik diperkenalkan, seorang anak akan semakin memiliki kesempatan untuk belajar. Balita yang sering diajak berbicara mampu lancar berbicara pada usia 3 tahun. Anak-anak yang jarang diajak berbicara mungkin harus berusaha keras untuk dapat berbicara dengan baik. Peneliti di University of Konstanz di Jerman menemukan bahwa memperdengarkan musik menjalin ulang hubungan jaringan saraf dalam otak. Hal yang dapat Anda lakukan yaitu dengan mulai menyanyikan lagu-lagu kesukaan Anda dan nyanyikanlah kepada bayi Anda. Apapun lagu yang Anda nyanyikan, bayi Anda akan menikmati mendengarkan kata-katanya. Tidak menjadi masalah dia tidak memahami artinya. Perhatikan, jika dalam lagu ada kata yang sudah dikenali oleh anak Anda, ulangi kata tersebut dengan menyanyikan kata itu lebih keras ketimbang kata-kata yang lain. Lalu mulai mencoba untuk mengucapkan kata-kata yang sama dengan cara yang berbeda, seperti dengan berbisik, lembut, keras, dan dengan nada tinggi. Aktivitas ini akan membuka jendela peluang dalam otak bayi Anda.


d.      Lagu Mulut (9-12 bulan)
Bernyanyi dan menari pada masa anak-anak merupakan latihan saraf yang membantu anak-anak belajar pola bicara dan keterampilan gerakan. Anda dapat memilih lagu yang sedang populer saat ini,. Kemudian nyanyikan lagu itu dengan cara berbeda. Nyanyikan dengan nada tinggi, suara berbisik, suara menggumam, dan seterusnya. Semakin banyak cara bayi Anda mendengar lagu ini, semakin banyak dia akan mencoba untuk meniru Anda dan mengembangkan keterampilannya sendiri dalam berbahasa.

e.       Nyanyi Tepuk (12-15 bulan)
Selain untuk mengembangkan keterampilannya, dengan mengajarkan musik kepada balita juga dapat membuat otak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik. Ketika Anda melantunkan lagu favorit kepada anak Anda yang baru belajar berjalan dan sekaligus, tepuk perutnya, colek pipinya, atau gosok punggungnya dengan telunjuk Anda seirama dengan sajak dari lagu. Selalu akhiri lagu dengan ciuman yang erat. Anda juga dapat menyanyikan satu baris lagu dan menepuk hanya satu kata. Misalnya, Kingkong badannya besar tapi aneh kakinya (jangan menyanyikan kata pendek tetapi sebagai gantinya tepuk anak Anda).

f.       Menyanyi (15-18 bulan)
Dari hasil penelitian, semakin cepat seorang anak diperkenalkan pada musik, potensinya semakin besar untuk belajar dan menyenangi musik. Anda dapat mengembangkan kemampuan dan kepekaan anak dengan bernyanyi bersamanya. Jangan khawatir mengenai menyanyi selaras atau mengubah kata-kata dari sebuah lagu. Menikmati bernyanyi adalah bagian yang penting. Mulailah bernyanyi lagu yang Anda sukai dengan menambahkan beberapa peragaan, seperti bertepuk tangan, melambai dan lainnya. Lakukan berulang-ulang sampai balita mulai mengikutinya. Anda juga dapat menggerakkan tangan balita Anda dengan gerakan tepuk tangan atau melambai.Ingat! Jangan paksakan jika balita terlihat tidak menyukainya. Anda dapat melakukannya di manapun dan kapan pun. Nikmatilah kegiatan ini bersama dengannya.

g.      Musik Klasik (18 21 bulan)
Pada umumnya, jenis musik klasik sangat dianjurkan untuk dikenalkan kepada balita, hal ini disebabkan jenis musik ini dapat memperkuat sirkuit otak yang digunakan untuk matematika. Untuk jenis musik ini Anda dapat melakukan kegiatan dengan berdansa mengikuti irama musik klasik. Ajak balita untuk mengkuti gerakan Anda. Anda juga dapat menggendongnya dan melakukan tarian atau dansa sesuai dengan irama musik. Musik klasik yang lembut dan halus akan membuat anak Anda relaks dan baik sekali diperdengarkan saat akan tidur.

h.      Bermain Musik Bersama (21-24 bulan)
Perdengarkanlah berbagai jenis musik dari jenis musik yang Anda dan anak Anda suka mendengarkan dan tanggapi gerakan dari anak Anda bila dia bergoyang-goyang, Anda ikut bergoyang. Bila dia melompat, Anda ikut melompat. Peganglah tangannya dan lakukan gerakan berbeda mengikuti musik. Anda dapat melompat, meluncur, berlari, berputar-putar, dan berjingkat-jingkat. Bergeraklah dengan bebas mengikuti musik dan biarkan anak Anda melakukan hal yang sama. Ketika dia melihat bahwa Anda menikmati musik, dia akan menikmatinya juga. Pengalaman dengan musik amat penting bagi pengembangan pembicaraan dan gerakan serta integrasi panca indra.

i.        Alat Musik (24 bulan ke atas)
Saat usia 24 ke atas, Anda dapat mulai untuk memberikan pilihan alat musik bagi balita Anda yang berusia dua tahun atau lebih untuk mengetahui berbagai macam bunyi atau suara yang berbeda. Mulailah dengan drum. Pukul drum di dekat pinggirnya, kemudian di tengah. Suaranya akan lebih tinggi dan lebih rendah. Lalu dengan balok berpasir, yaitu dengan menggosok keduanya untuk mendengar suara menarik seperti kereta api. Alat lainnya adalah segitiga. Pukul di tempat yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada lebih tinggi dan lebih rendah. Selain itu tongkat dapat dikenalkan dengan memukulkan ke permukaan yang berbeda untuk menghasilkan suara berbeda. Memukulkan tongkat di lantai dan kemudian di meja akan mempesonakan anak Anda.

Pengenalan musik sejak dini,akan membantu menstimulus perkembangan otak si kecil menjadi lebih baik. Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Kanada, kecerdasan anak yang belajar musik lebih berkembang daripada anak yang tidak belajar musik. Selain itu, otak anak yang melatih kemampuan bermusik dapat merespons musik dengan cara yang berbeda ketimbang yang tak berlatih. terlebih lagi, anak yang berlatih musik juga memiliki kapasitas memori lebih baik.

Musik tak hanya berkaitan dengan kognitif tapi juga dapat meningkatkan disiplin anak. Melalui musik percaya diri anak meningkat dan kemudian menular ke berbagai bentuk kecerdasan seperti mengingat, menghafal dan lain sebagainya. Namun yang terpenting dari seluruh kecerdasan tersebut adalah harus di barengi dengan kecerdasan spiritual, karena kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Kecerdasan ini menjadikan manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual.

Ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam kehidupannya. Seorang anak yang semenjak lahir diberi stimulant dalam kecerdasan spiritual akan sangat berbekas dihatinya hingga dewasa, dibandingkan dengan pemberian stimulan pada usia remaja. Seorang anak yang memiliki kecerdasan musikal serta dibarengi dengan kecerdasan spiritual akan menjadi anak yang berpontensi tinggi namun memiliki jiwa yang lapang, tidak sombong dan selalu ingat kepada Tuhan.

Kecerdasan bermusik merupakan salah satu dari delapan kecerdasan teori Multiple Intelligence, menurut Gardner, guru besar pendidikan dari Harvard University, AS, kecerdasan bermusik memiliki irama, pola-pola, ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang mampu mempelajarinya. Gardner mengatakan, pada dasarnya setiap anak, memiliki kecerdasan musikal secara alami. Telah terbukti bahwa bayi usia 2 bulan sudah dapat menyenandungkan nada tinggi dan melodi yang disenandungkan ibunya. Selain itu, diusia 4 bulan bayi sudah mampu mengikuti ritme yang didengarnya tersebut mulai bertambah atau justru berkurang tergantung pada lingkungannya.

Kecerdasan musik diindikasikan memiliki banyak pengaruh terhadap perkembangan kognitif, Contoh sederhana misalnya dengan mengenal dan menghafal nada-nada. Oleh karena itu musik amat mempengaruhi daya imajinasi anak, sehingga akan menjadikannya lebih kreatif. Untuk memperkuat bukti tersebut maka banyak dilakukan penelitian dan percobaan. Salah satunya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Gordon Shaw dari University of California, AS. Penelitian Prof. Dr. Gordon Shaw tersebut antara lain membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok :
1.      Belajar musik
2.     Belajar komputer
3.     Belajar keterampilan

Hasilnya ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga. Usia 0 sampai 6 tahun adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan pendengaran.

Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Tapi yang pasti, orang tua perlu cermat memilih jenis musik bagaimana yang positif dampaknya dalam menstimulasi otak si kecil. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur, yaitu :
a.                   Melody (movement nada)
b.                  Ritme (hentakan irama)
c.                   Timbre (tone colour atau warna musik)

Anak dengan kemampuan bicara yang terbatas dapat menggunakan musik sebagai media alternatif dalam berkomunikasi, diantaranya :
a.       Musik berguna untuk mengenalkan kalimat dan gerakan sehari-hari
Misalnya mengubah lagu sendiri dengan tema seperti makan, mandi, menyikat gigi, naik kendaraan ataupun berolahraga, sehingga anak dapat menarik hubungan-hubungan antara lagu dengan aktifitas sehari-hari.

b.      Musik sebagai alat untuk belajar bahasa tubuh dan gerakan
Mengajarkan bahasa tubuh sangat bermanfaat untuk mengungkapkan keinginan anak dan dapat mendorong kemampuan bicara. Syal, pita, gelas plastik atau handuk yang digerakkan sesuai irama lagu, bisa menjadi media interaksi antara ibu dan anak.

c.       Musik berguna untuk melatih imitasi verbal dan bicara
Anak dengan down syndrome perlu belajar menirukan bunyi. Misalnya nyanyikan lagu apa saja yang dapat diucapkan anak, jika dia hanya dapat bergumam, aplikasikan gumam tersebut kedalam lagu favorit anak. Potensi kecerdasan musikal serta kemandirian anak dapat dioptimalkan lewat lomba musik atau kegiatan-kegiatan musikal. Ajak balita menonton pertunjukan musik live show; semisalnya Barney Show.
Musik memiliki banyak manfaat terhadap perkembangan balita, antara lain :
a.                   Memperlancar/membantu balita dalam berkomunikasi. Balita dapat belajar untuk berbicara melalui musik.
b.                  Mempengaruhi perkembangan memori balita. Melalui musik, balita akan mengasah daya ingatnya/memorinya. Misalnya dalam mengingat lirik lagu, tempo bernyanyi (misalnya kapan harus mulai bernyanyi).

c.                   Musik juga dapat membantu balita untuk menghafal. Contohnya ia akan belajar untuk menghafal lirik lagu yang disukainya. Selain itu juga Anda dapat mengajarkan hitungan sederhana kepada balita Anda. Misalnya ketika kita akan mulai bernyanyi katakan satu, dua tigabaru Anda mulai bernyanyi. Ha ini sesuai dengan manfaat di atas yaitu balita mulai belajar untuk mengenal tempo sebuah lagu.

d.                  Membantu balita dalam mengembangkan fungsi otaknya.
Selain perkembangan fungsi otaknya, belajar musik dapat membantu fungsi motorik balita melalui aktivitas menyanyi sambil menari. Balita mulai dapat belajar untuk mengerti atau mengenal arti dari sebuah kata. Karena balita mulai belajar untuk mengucapkan kata-kata, perkmbangan selanjutnya, ia akan mulai memiliki rasa ingin tahu. Ia akan mulai menanyakan arti dari kata-kata yang belum ia mengerti.

e.                   Musik juga mampu mengembangkan fungsi afeksi balita. Balita akan belajar untuk peka terhadap lagu yang ia sukai. Ia akan mulai untuk berkonsentrasi kapan mulai bernyanyi, kapan ia harus berhenti. Untuk itu bisa dikatakan musik tak hanya berkaitan dengan kognitif tapi juga dapat meningkatkan disiplin anak.

f.                   Melalui musik percaya diri anak meningkat dan kemudian menular ke berbagai bentuk kecerdasan seperti mengingat, menghafal dan lain sebagainya, hingga bias saja ia mampu memiliki kecerdasan spiritual.

g.                  Melalui musik, balita akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan daya imajinasi anak, sehingga akan menjadikannya lebih kreatif. Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Musikpun juga akan membuat balita menjadi lebih ekspresif (dalam http://ristiantoputra.blogdetik.com/2012/11/09/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-otak-balita/).


2.5  Tahapan-Tahapan Perkembangan Otak Anak
Berikut ini masa-masa perkembangan otak anak yang dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan perkembangan kecerdasannya :
·         Perkembangan motorik : selama kehamilan sampai dengan 5 tahun
·         Perkembangan emosional : sejak lahir hingga 2 tahun (paling sensitif adalah antara 10-18 bulan)
·         Pengelihatan : sejak lahir hingga 2 tahun (terutama antara 2-4 bulan dan 8 bulan)
·         Kosa kata : sejak lahir hingga 3 tahun (terutama antara 6-12 bulan)
·         Bahasa kedua : antara 6-10 bulan
·         Logika / matematika : sejak lahir hingga 4 tahun
·         Musik : sejak lahir hingga 10 tahun

Dengan mengetahui masa-masa perkembangan otak anak, kita dapat memberikan pengaruh positif pada setiap tahap tersebut supaya anak menjadi lebih cerdas. Misalnya, untuk mengajarkan banyak kosa kata dan kemampuan bahasa, lakukan terutama pada usia 6-12 bulan. Mengajak anak bicara walaupun mungkin ia belum mengerti, adalah cara yang paling ampuh untuk merangsang perkembangan bahasanya. Sedangkan untuk memperkenalkan bahasa lain, lakukanlah pada usia 6-10 bulan. Karena perkembangan kemampuan bahasa terjadi sejak lahir hingga 3 tahun, maka tidak heran banyak orang tua yang mengakui bahwa anak balitanya banyak belajar kosa kata bahasa Inggris dari tayangan anak-anak berbahasa Inggris di TV.

Begitu pula ketika memilihkan mainan anak, pilihlah yang sesuai dengan setiap tahap perkembangannya agar dapat merangsang perkembangan kecerdasannya, motorik, emosional, serta logika anak (dalam http://id.theasianparent.com/bagaimana-cara-maksimalkan-perkembangan-otak-anak/).

2.6  Pengaruh Gizi Terhadap Perkembangan Kecerdasan Anak
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, diantaranya kualitas kecerdasan anak (Waluyo, 2010:2). Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental anak tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan, dalam arti harus mengonsusmi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang terutama untuk perkembangan otaknya.

Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk menggabungkan informasi yang didapat, serta kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi secara cepat dan efektif. Kecerdasan seorang anak sangat ditentukan oleh bagaimana perkembangan dan pertumbuhan otaknya saat dalam kandungan dan setelah kelahiran.

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan kecerdasan anak. Apabila gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek langsung akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta terganggunya fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan kekurangan gizi yang berefek tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, pada keadaan gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuh menurun.

Survei kesehatan nasional 2005-2006 menunjukkan bahwa 18 juta balita Indonesia menderita kurang gizi. Penyebab kekurangan gizi pada balita biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu secara langsung melalui makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung melalui ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan, pola pengasuhan anak yang kurang baik, serta layanan kesehatan dan kesehatan lingkungan yang kurang baik (Waluyo, 2010:80).

Orang tua berperan penting dalam pengawasan pola makan anak-anaknya. Makanan yang diberikan sebaiknya memenuhi kecukupan energi dan zat-zat gizi yang seimbang. Susunan hidangan diberikan sesuai dengan selera makan anak, porsi makan yang diberikan harus sesuai kemampuannya dan makanan yang diberikan harus terbebas dari kotoran.

Para ahli menyebutkan bahwa kelompok makanan yang berguna untuk pembentukan, pertumbuhan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh terdapat pada makanan yang mengandung zat tenaga dan zat pengatur. Zat tenaga dapat diperoleh dari makanan yang mengandug karbohidrat dan banyak ditemukan di makroni, ubi kayu, mie, kentang, jagung, beras, gula, dan ubi jalar. Makanan yang mengandung protein banyak ditemukan di susu, keju, ikan, daging, telur, ayam, tahu, dan tempe. Protein memegang peranan utuk pertumbuhan optimal (Pamilu, 2009:39).

Kecerdasan anak sangat ditentukan oleh otaknya. Perkembangan dan kinerja otak anak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan. Untuk mencapai hal tersebut, maka berikanlah buah-buahan kepada anak karena pada umumnya semua buah kaya akan kalium, khususnya buah aprikot, avocad, jeruk, melon dan pisang. Kandungan kalium ini sangat dibutuhkan oleh otak sebagai penghasil energi. Selain kalium, bahan untuk pemasok energi pada otak adalah natrium yang terdapat hampir dalam setiap bahan makanan. Kurangnya kalium pada otak akan berakibat mengurangi aliran arus listrik di dalam otak dan mengurangi informasi yang diterima oleh otak sehingga berpengaruh terhadap belajar anak. Kurangnya kalium secara drastis akan  menimbulkan beberapa resiko seperti mengantuk, pingsan, dan muntah (dalam http://azkiyaqyube.blogspot.com/2013/12/makalah-pengaruh-gizi-terhadap_8.html).

2.7  Teori Perkembangan Otak Anak Usia Dini
Sujiono (2010:49) Anak manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah dikaruniai sejumlah kemampuan yang melebihi kemampuan ciptaan Tuhan lainnya yang ada dimuka bumi ini. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lainnya adalah karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang merupakan satu kesatuan hasil kerja otak. Melalui akal pikirannya inilah manusia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat mempertahankan diri dan melanjutkan keturunannya, selanjutnya ciri yang paling dominan adalah manusia mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui proses eksplorasi dan belajar dari lingkungannya.
Masa usia dini merupakan masa awal perkembangan setelah anak dilahirkan ke dunia ini. Banyak pakar perkembangan meyakini bahwa masa ini merupakan masa keemasan untuk melakukan stimulasi fungsi otak melalui berbagai aktivitas yang dapat menstimulasi organ pengindraan berupa kemampuan visual, auditori, sensori, dan motorik. Mengutip pendapat Clark dalam Semiawan (2002:13), ketika dilahirkan otak seorang anak manusia telah membawa potensi yang terdapat di dalam 100-200 milyar sel neuron yang tersimpan diotaknya. Setiap sel neuron tersebut siap ditumbuhkembangkan untuk memproses beberapa triliyun informasi.
Selama masa perkembangannya otak terus mengalami perubahan- perubahan sesuai dengan stimulasi yang diterima melalui seluruh panca indra, hal ini pulalah yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan, kepribadian, dan kualitas hidup seorang anak. Selanjutnya Adree dalam Jalal (2005:34) menyatakan bahwa pada hakikatnya otaklah yang menentukan perilaku, otak yang menentukan kepribadian, dan otak yang menyimpan ingatan pengalaman. Dengan perkataan lain otak dan sistem saraf merupakan suatu perangkat yang memproduksi dan mengatur seluruh kegiatan tubuh. Berkat kemampuan otaknya, manusia dapat menjalankan fungsi fisik dan psikososialnya dan dapat lebih meningkatkan kemampuan tersebut melalui kegiatan belajar yang merupakan interaksi dengan lingkungannya baik sengaja atau pun tidak sengaja.
Otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Masing-masing belahan otak mempunyai fungsi yang berbeda, belahan otak kiri mempunyai fungsi yang bersifat logis, analitis, bertahap dan linier, berpikir konvergen,  mengarah pada satu jawaban ya/tidak atau benar/salah, serta rasional; sedangkan belahan otak kanan mempunyai fungsi intuitif, holistic,gestalt, non linier, berpikir divergen, mengarah pada jawaban yang menyebar/toleran terhadap kedwiartian, dan irrasional (Semiawan, 2002:21-22).
Menurut Dennison dan Dennison (2004:1-2) setiap belahan otak terdiri dari lobus depan yang berfungsi untuk berpikir, lobus samping berfungsi untuk mendengar dan fungsi bahasa, lobus atas berfungsi untuk pusat rasa dan gerak, serta lobus belakang berfungsi untuk penglihatan. Selanjutnya dijelaskan bahwa pusat-pusat otak akan terangsang melalui indra yang mengalirkan aliran listrik ke pusat-pusat otak melalui serabut-serabut sarafnya. Dalam kehidupan, otak merupakan organ yang memiliki fungsi vital, yaitu mengatur fungsi organ-organ tubuh lainnya (basic brain function) yaitu sejumlah kemampuan yang telah dapat berfungsi tanpa proses pembelajaran, seperti kemampuan untuk melihat, bergerak, meraba, mendengar, dan fungsi pengaturan organ lainnya. Selain itu, otak juga mempunyai fungsi lebih tinggi yang disebut dengan fungsi luhur (high brain function) yang berfungsi untuk berpikir, emosi, belajar dan mengerti tentang apa yang dilihat, didengar, dilakukan, serta fungsi sosial (social brain function) berupa respon adequateterhadap lingkungan dan situasi yang berubah-ubah.
Berdasarkan hukum perkembangan otak, diketahui bahwa apabila otak diberi rangsangan melalui stimulus yang masuk melalui panca indra maka otak itu akan terus bekerja dan sebaliknya apabila otak tidak dirangsang maka akan dimusnahkan. Berkaitan dengan hal tersebut stimulasi otak pada anak usia dini mengacu pada proses kerja otak, yaitu mengindra segala sesuatu yang ada di lingkungan melalui seluruh alat-alat indra kemudian melalui serabut-serabut otak menjadi gelombang listrik dan disimpan dalam otak menjadi memori atau ingatan yang kemudian dapat dimunculkan kembali persis seperti aslinya.
Semiawan (2002:49) berpendapat selama lima tahun pertama kehidupan seorang anak otak berkembang dengan pesat, terlebih lagi pada usia 2-5 tahun yang seringkali diistilahkan dengan masa kritis pertama Keberfungsian otak anak merupakan hasil interaksi antara pola cetak biru (blue print) yang bersifat genetik dengan lingkungan. Sehubungan dengan potensi kecerdasan yang dibawa anak sejak lahir tidaklah akan berarti apa-apa apabila lingkungan tidak memberikan stimulus. Bahkan di dalam perkembangannya, otak yang selalu diberi stimulus akan semakin memperbanyak dan memperkuat jaringan sel neuronnya dan sebaliknya apabila tidak mendapat stimulus maka pertumbuhan otak akan berhenti sama sekali. Berhubungan dengan pengembangan program kegiatan bermain, kajian tentang otak yang dipentingkan adalah tentang keterampilan otak yang berhubungan dengan cara berpikir danperanan otak dalam peristiwa belajar.
Berpikir adalah kegiatan otak yang menghubungkan antara informasi yang tersimpan (ingatan), antara ingatan dan informasi yang baru atau antara informasi baru yang diterima. Kegiatan ini terdiri atas mengaitkan, mengatur, menguraikan, menggabungkan, menilai, mengkaji, mengukur, menghitung, mengabstraksi, merencana, mengoreksi, membuat keputusan, dan menyimpulkan. Pada masa usia dini ingatan pertama yang berkembang adalah ingatan mengenali (recognizing memori), mengenalisesuatu yang pernah diindranya. Selanjutnya ingatan jangka panjang (longterm memory) yang dapat dikeluarkan, ditukil atau diacak (retrive and recall) berkembang secara perlahan. Mula-mula hanya berlangsung sebentar, perlahan-lahan menjadi ingatan jangka panjang yang dapat diacak sewaktu-waktu bila diperlukan (Jalal, 2005:18-19).
Peristiwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sepanjang waktu sebagai hasil dari pengalaman. Dengan perkataan lain belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan kemampuan dan pengetahuan yang pada mulanya didapat oleh setiap anak melalui panca indra. Belajar dimungkinkan karena otak dapat menyimpan pengalaman dalam ingatan jangka panjang. Belajar dilakukan dengan mengindra, meniru, melakukan, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan mengubah lingkungan. Belajar merupakan proses yang selayaknya dilakukan sedini mungkin bahkan semenjak janin masih dalam kandungan.
Madeleine (tanpa tahun:4) menyatakan bahwa belajar juga berkaitan erat dengan kecerdasan; berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa untuk memaksimalkan tingkat kecerdasan anak diperlukan rangsangan-rangsangan sejak masa pertama kehidupannya. Dennison dan Dennison (2004:3) yang terkenal dengan temuannya tentang brain gyms, mengemukakan tiga hal yang berkaitan dengan belajar, yaitu: (1) belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus terjadi sepanjang hidup, (2) kesulitan belajar adalah ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi tugas baru, dan (3) semua orang akan mengalami “kesulitan belajar” selama manusia belajar untuk tidak bergerak.
Anak yang sehat mengetahui kapan mereka mempunyai masalah dan meminta bantuan dengan menunjukkan perilaku tertentu. Tidak ada anak yang malas, menarik diri, agresif atau pemarah, kecuali mereka yang tidak mendapat cara belajar yang alami. Bila diberi kesempatan untuk bergerak dengan cara mereka sendiri, anak-anak mampu menyelesaikan proses belajarnya, selanjutnya dengan dukungan dan ijin untuk bergerak secara positf di dalam kelas, anak dapat mengembangkan kemampuan intelegensinya yang unik dan lengkap dengan cara alami sehingga mereka tidak akan terhambat lagi melainkan merasa bebas untuk belajar.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa belahan otak dapat distimulasi sesuai dengan fungsi masing-masing belahan, keterkaitan hal ini dengan kecerdasan jamak, yaitu belahan otak kiri berhubungan dengan pengembangan kecerdasan linguistik, logika matematika, visual spasial dan kinestetik; sedangkan belahan otak kanan berhubungan dengan pengembangan kecerdasan interpersonal, intrapersonal, musikal, naturalis dan spritual. Pada dasarnya keberfungsian dari kedua belahan otak tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, tetapi keduanya dapat saling berkaitan. Artinya perkembangan belahan otak kanan akan mempengaruhi perkembangan belahan otak kiri dan sebaliknya.
Pengembangan program kegiatan bermain bagi anak usia dini haruslah dapat mengembangkan kedua belahan otak manusia melalui pengembangan secara konkret kecerdasan jamak melalui berbagai kegiatan bermain.Pada masa perkembangannya, otak haruslah mendapat perangsangan dan pemprograman yang baik dan seimbang. Pemograman yang tidak tepat bahkan salah pada masa usia dini dapat berakibat buruk pada perilaku dimasa dewasa. Artinya pengalaman anak di waktu kecil berpengaruh besar dan berdampak bagi perkembangan selanjutnya dalam membentuk dan menetapkan fungsi dari struktur-struktur otak yang bersangkutan (dalam http://yebefo.com/wp-content/uploads/2013/04/KECERDASAN-JAMAK-DAN-BERMAIN-KREATIF.pdf).
2.8  Cara Mengembangkan Kecerdasan Jamak Yang Dimiliki Anak
2.8.1                    Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan dalam menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini memiliki empat ketrampilan yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Berikut kiat-kiat mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini :
·         Mengajak anak berbicara sejak bayi
·         Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau kapan saja sesuai situasi dan kondisi
·         Berdiskusi tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak
·         Bermain peran
·         Memperdengarkan dan memperkenalkan lagu anak-anak

2.8.2                    Kecerdasan Logika Matematika (Number / Reasoning) Smart)
Kecerdasan logika matematika merupakan kecerdasan dalam menggunakan angka dan logikanya. Kecerdasan ini melibatkan ketrampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika.
Cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak antara lain dengan cara :
·         Bermain puzzle, permainan ular tangga, domino dll
·         Mengenal bentuk geometri
·         Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu
·         Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan
·         Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika

2.8.3                    Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Kecerdasan visual spasial merupakan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau menemukan jawaban atas masalah yang dihadapi. Kecerdasan ini digunakan oleh anak untuk berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan jawaban.
Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak adalah sebagai berikut :
·         Mencorat coret
·         Menggambar dan melukis
·         Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan
·         Mengunjungi berbagai tempat dapat memperkaya pengalaman visual anak
·         Melakukan permainan konstruktif dan kreatif
·         Mengatur dan merancang

2.8.4                    Kecerdasan Kinestetik (Body Smart)
Kecerdasan kinestetik adalah suatu kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.
Cara menstimulasi kecerdasan kinestetik pada anak antara lain sebagai berikut :
·         Menari
·         Bermain peran / drama
·         Latihan ketrampilanfisik
·         Olahraga

2.8.5                    KecerdasanMusikal (Musical Smart)
Kecerdasan musikal adalah kemampuan memahami aneka bentuk musikal dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi).
Cara mengembangkan kecerdasan musikal anak antara lain sebagai berikut :
·         Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka,buat mereka lebih percaya diri
·         Pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan anak
·         Ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan irama dan birama yang mudah diikuti


2.8.6                    Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan yang mencakup kecerdasan interpersonal yakni memimpin, mengorganisasi, berinteraksi, berbagi,menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan kelumpok, klub, teman-teman, kelompok dan kerjasama.
Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni :
·         Mengembangkan dukungan kelompok
·         Menetapkan aturan tingkah laku
·         Memberi kesempatan bertanggungjawab dirumah
·         Bersama-sama menyelesaikan konflik
·         Melakukan kegiatan sosial di lingkungan
·         Menghargai perbedaan pendapat antara anak dan teman sebaya
·         Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan social
·         Melatih kesabaran menunggu giliran
·         Berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu

2.8.7                    Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara reflektif yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Ada pun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri dan menulis instropeksi.
Cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut :
·         Menciptakan citra diri positif, “aku anak baik”, “saya anak yang rajin membantu ibu”, dll
·         Ciptakan suasana serta kondisi yang kondusif di rumah yang mendukung pengembangan kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri
·         Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi
·         Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan minat anak
·         Membayangkan diri di masa datang, lakukan perencangan dengan anak semisal anak ingin seperti apa bila besar nanti

2.8.8                    Kecerdasan Naturalis (Natural Smart)
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis yakni :
·         Jalan-jalan di alam terbuka
·         Berdiskusi mengenai apa yang terjadi di alam sekitar
·         Kegiatan ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam sekitar

2.8.9                    Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya.

Sujiono dan Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa materi program yang dapat dikembangkan mengajarkan do’a, membiasakan diri untuk selalu bersikap sesuai dengan ajaran agama seperti memberi salam, dermawan,dsb.
Cara mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini antara lain :
·         Melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan dalam perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan
·         Melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik buruk
·         Mengamati berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainnya
·         Mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata
·         Membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan (Sujiono hal 55-64).


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kecerdasan menurut Howard Gardner adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu macam. Menurut Howard Gardner setiap individu sembilan  jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Soefandi (2009: 13-16) Otak manusia adalah struktur lunak yang dilindungi oleh cangkang berupa tengkorak. Berdasarkan letaknya secara simetris, otak dibagi menjadi otak kanan (hemisfer kanan) dan otak kiri (hemisfer kiri). Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada manusia. Kerusakan pada otak, akan sangat mengganggu aktivitas bagi penderitanya. Otak merupakan pusat memory, kognitif, emosi, dan semua jenis perasaan dan kognisi. Kualitas otaklah yang membedakan kualitas individu itu sendiri. Walaupun otak merupakan satu kesatuan yang menyatu, tetapi dapat dibagi menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda.

Pengenalan musik sejak dini,akan membantu menstimulus perkembangan otak si kecil menjadi lebih baik. Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Kanada, kecerdasan anak yang belajar musik lebih berkembang daripada anak yang tidak belajar musik. Selain itu, otak anak yang melatih kemampuan bermusik dapat merespons musik dengan cara yang berbeda ketimbang yang tak berlatih. terlebih lagi, anak yang berlatih musik juga memiliki kapasitas memori lebih baik.

Masa-masa perkembangan otak anak yang dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan perkembangan kecerdasannya :
·         Perkembangan motorik : selama kehamilan sampai dengan 5 tahun
·         Perkembangan emosional : sejak lahir hingga 2 tahun (paling sensitif adalah antara 10-18 bulan)
·         Pengelihatan : sejak lahir hingga 2 tahun (terutama antara 2-4 bulan dan 8 bulan)
·         Kosa kata : sejak lahir hingga 3 tahun (terutama antara 6-12 bulan)
·         Bahasa kedua : antara 6-10 bulan
·         Logika / matematika : sejak lahir hingga 4 tahun
·         Musik : sejak lahir hingga 10 tahun

Dengan mengetahui masa-masa perkembangan otak anak, kita dapat memberikan pengaruh positif pada setiap tahap tersebut supaya anak menjadi lebih cerdas.

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan kecerdasan anak. Apabila gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek langsung akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta terganggunya fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan kekurangan gizi yang berefek tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, pada keadaan gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuh menurun.

Madeleine (tanpa tahun:4) menyatakan bahwa belajar juga berkaitan erat dengan kecerdasan; berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa untuk memaksimalkan tingkat kecerdasan anak diperlukan rangsangan-rangsangan sejak masa pertama kehidupannya. Dennison dan Dennison (2004:3) yang terkenal dengan temuannya tentang brain gyms, mengemukakan tiga hal yang berkaitan dengan belajar, yaitu: (1) belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus terjadi sepanjang hidup, (2) kesulitan belajar adalah ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi tugas baru, dan (3) semua orang akan mengalami “kesulitan belajar” selama manusia belajar untuk tidak bergerak.

3.2  Saran
Sebagai pendidik dan orangtua hendaknya dapat mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak. Orangtua juga dapat menyeimbangkan gizi untuk anak untuk kebaikan perkembangan otak anak yang nantinya akan berpengaruh kedalam berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar