BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembelajaran
inkuiri telah lama digunakan dalam kehidupan manusia. Tidak sedikit penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berguna untuk
memperbaiki kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, seseorang dalam keluarga
sejak masa kanak-kanak sering menanyakan sesuatu, mencoba melakukan sesuatu,
sehingga ia memperoleh kejelasan atau menemukan jawabannya dari apa yang ingin
diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu
telah banyak dimiliki seseorang sejak kecil, namun sering terhambat oleh
lingkungan keluarga dan sekolah yang tidak memadai.
Orang
tua sering merasa terganggu, takut rusak, rugi dan sebagainya, apabila anaknya
banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang mungkin sampai rusak. Para guru
umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para siswa di sekolah
lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak akan menghambat
perkembangan potensi siswa yang seharusnya potensi tersebut dikembangkan lebih
jauh.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana konsep
dasar dari model pembelajaran inkuiri?
2. Apa saja dan
bagaimana jenis-jenis pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimana contoh
pembelajaran inkuiri yang dapat diterapkan di taman kanak-kanak?
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami
konsep dasar pembelajaran inkuiri.
2. Dapat mengetahui
jenis-jenis pembelajaran inkuiri.
3. Dapat memberikan contoh tentang
penerapan pembelajaran inkuiri yang ada di taman kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Konsep
Dasar Dari Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran
inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan dinilai dengan
bagaimana anak mengembangkan keterampilan eksperimental dan analisis
pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran
berbasis inkuiri pada intinya mencakup keinginan bahwa pembelajaran seharusnya
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan anak.Pembelajaran menginginkan anak
bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran
langsung dari guru. Guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru
dalam lingkungan pembelajaran inkuiri adalah bukan memberikan pengetahuan
melainkan membantu anak selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Penggunaan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan konstruktivisme.
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh anak. Ia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang boleh menata lingkungan yang
memberi peluang bagi terjadinya belajar. Namun yang paling menentukan
terwujudnya aktivitas belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa keinginan belajar sepenuhnya ada pada diri anak
itu sendiri.
Karakteristik
dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan,
tetapi membantu anak untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah
yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat
ditentukan oleh anak, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama
oleh anak dan guru. Pembelajaran inkuiri
memberi tekanan pada ide-ide konstruktivisme dari belajar.
Pendekatan
pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan kepada pengembangan
intelektual. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pendekatan pembelajaran inkuiri:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan
dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi
pada proses belajar. Oleh karena itu, keberhasilan dan proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana anak
dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana aktivitas anak dalam
mencari dan menemukan sesuatu.
b. Prinsip interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara anak
dengan guru bahkan interaksi antar anak dengan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi
itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar anak dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui interaksi. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang
bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kesabaran dan keuletan dalam kondisi
seperti itu.
c. Prinsip bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan anak untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh
sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya sangat diperlukan. Berbagai jenis dan
teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya
sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar
adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik
otak kiri maupun otak kanan secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung
memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan
rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu,
belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan,
misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu
unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan.
e. Prinsip keterbukaan
Anak
perlu diberikan kebebasan untuk mencoba apapun sesuai dengan perkembangan
kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator untuk
memberikan kesempatan kepada anak mengembangkan segala potensi yang dimiliki
agar menemukan inovasi-inovasi baru.
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak diharapkan bukan hasil
mengingat, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Memori anak akan bertahan lama
bila ia menemukan sendiri berbeda dengan metode mengingat atau hafalan, maka
hal tersebut akan lebih cepat lupa. Guru harus bisa merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
Proses
pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang responsif.
Pada langkah ini guru mengkondisikan agar anak siap melaksanakan proses
pembelajaran. Pada langkah pendekatan pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan
mengajak anak untuk berpikir memecahkan berbagai masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pendekatan pembelajaran
inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah.
b. Merumuskan
masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa anak pada suatu persoalan. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang anak untuk berpikir memecahkan suatu
masalah. Proses mencari atau menemukan jawaban itulah yang sangat penting dalam
pendekatan inkuiri, oleh sebab itu, melalui proses tersebut anak akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c. Mengembangkan
hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi
individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.
Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk
berpikir lebih lanjut.
d. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong anak untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji
hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan anak atas
jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Menarik
kesimpulan
Kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan atau menceritakan temuan yang diperoleh anak
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan akhir
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang
diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah
yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada anak data mana yang baik.
2) Jenis-Jenis
Model Pembelajaran Inkuiri
a. Inkuiri
induktif terbimbing (guided inquiry)
Pendekatan
inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing anak
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu
diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan
tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi anak
yang kurang dalam motivasi belajarnya.
Pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri induktif terbimbing sebagian besar perencanaan dibuat
oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada anak.
b. Inkuiri
induktif bebas
Pada
umumnya pendekatan ini digunakan bagi anak yang telah berpengalaman belajar.
Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan anak seolah-olah bekerja
seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang
prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama
proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak
diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah
adanya kemungkinan anak dalam memecahkan masalah dan mempunyai alternatif
pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka
mencari jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan anak menemukan cara dan
solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang
diselidiki.
Sedangkan
belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
Ø Waktu
yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu
yang sudah ditetapkan dalam kurikulum;
Ø Karena
diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam
kurikulum;
Ø Ada
kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga
guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh
siswa;
Ø Karena
topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh
kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan
3) Penerapan
pembelajaran inkuiri di taman kanak-kanak
Disini
saya akan memberikan beberapa contoh pembelajaran inkuiri yang dapat diterapkan
di taman kanak-kanak. Dimana dalam pembelajaran ini akan menumbuhkan potensi
anak untuk menemukan inovasi atau jawaban atas apa yang mereka lakukan dengan
sendirinya.
a. Pembelajaran
Manik dan Balok
Sebelumnya
guru harus memberitahu anak terlebih dahulu bahwa manik dan balok-balok
tersebut bukan untuk dimakan. Balok-balok dilubangi dengan lubang yang
bervariasi. Ada yang lubang kecil dan lubang yang besar. Bentuk dan ukuran
balok pun bervariasi. Dari kegiatan ini anak dapat mengisi lubang pada
balok-balok tersebut.
Dengan
percobaan semacam inilah anak akan mengetahui dengan sendiri bahwa balok yang
berukuran besar akan terisi lebih banyak manik dibandingkan dengan balok yang
berukuran kecil.
b. Melukis
dengan jari
Melukis
dengan jari bagi anak usia dini memang akan terlihat berantakan. Aktivitas ini
sederhana dan bisa membuat perasaan anak menjadi senang. Aktivitas ini dimulai
dengan anak mencelupkan jari-jarinya ke dalam cat dan menggoreskannya di atas
kertas. Anak akan merasa senang jika melihat sesuatu yang berwarna-warni. Maka
hal tersebut akan membuat anak ketagihan dan ingin mencobanya lagi karena
melihat garis-garis terbentuk dari tetesan dan cipratan yang dibuat anak. Maka
anakpun akan merasa lebih percaya diri. Sehingga jika anak sudah merasa nyaman
dan senang dengan kegiatan yang diberikan guru, maka pada tahap selanjtnya, ada
kemungkinan anak mau untuk mencoba menggunakan kuas atau crayon sebagai pengganti
cat air.
c. Lilin
dan Plastisin
Lilin
dan plastisisn merupahan media yang dapat diberikan kepada anak karena mudah
dibentuk. Kreativitas anak dapat tereksplor dengan adanya media ini. Anak bisa
menemukan bentuk-bentuk baru dari lilin dan plastisin tersebut.
Solusi
Atas Permasalahan yang dikaji:
Hendaknya
guru dapat menjadi fasilitator yang lengkap untuk anak dibantu juga dengan
keluarga dan lingkungan sekitar yang mendukung, pembelajaran inkuiri ini sangat
baik digunakan untuk anak, karena dapat menumbuhkan hal-hal baru yang
diciptakan oleh potensi anak itu sendiri. Sehingga jika potensi anak tersebut
tidak dapat tereksplor dengan baik maka akan menghambat perkembangan anak
selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif,
di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana anak mengembangkan keterampilan
eksperimental dan analisis pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran
Inkuiri ini menuntut anak untuk aktif mencari pengetahuan mereka sendiri tetapi
dalam proses pembelajaran guru tetap wajib memantau dan membimbing anak dalam
proses pembelajaran.
3.2
Saran
Kepada
orangtua, guru hendaknya dapat menjadi fasilitator yang lengkap bagi anak.
Untuk mengembangkan berbagai potensi dan kreativitas yang dimilki anak. Sehingga
akan terciota generasi bangsa yang kreatif, inovatif, berani, mandiri dan
percaya diri serta dapat bersaing dengan dunia luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar