counter

Kamis, 10 Juli 2014

MAKALAH PKLH-PEMBELAJARAN INKUIRI ANAK USIA DINI_WINARTI_1313054065_PAUD



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pembelajaran inkuiri telah lama digunakan dalam kehidupan manusia. Tidak sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berguna untuk memperbaiki kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, seseorang dalam keluarga sejak masa kanak-kanak sering menanyakan sesuatu, mencoba melakukan sesuatu, sehingga ia memperoleh kejelasan atau menemukan jawabannya dari apa yang ingin diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak kecil, namun sering terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang tidak memadai.
Orang tua sering merasa terganggu, takut rusak, rugi dan sebagainya, apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang mungkin sampai rusak. Para guru umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para siswa di sekolah lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak akan menghambat perkembangan potensi siswa yang seharusnya potensi tersebut dikembangkan lebih jauh.

1.2  Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari model pembelajaran inkuiri?
2. Apa saja dan bagaimana jenis-jenis pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimana contoh pembelajaran inkuiri yang dapat diterapkan di taman kanak-kanak?


1.3  Tujuan
1. Dapat memahami konsep dasar pembelajaran inkuiri.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis pembelajaran inkuiri.
3. Dapat memberikan contoh tentang penerapan pembelajaran inkuiri yang ada di taman kanak-kanak.

BAB II
PEMBAHASAN

1)      Konsep Dasar Dari Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana anak mengembangkan keterampilan eksperimental dan analisis pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran berbasis inkuiri pada intinya mencakup keinginan bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan anak.Pembelajaran menginginkan anak bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran langsung dari guru. Guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru dalam lingkungan pembelajaran inkuiri adalah bukan memberikan pengetahuan melainkan membantu anak selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh anak. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang boleh menata lingkungan yang memberi peluang bagi terjadinya belajar. Namun yang paling menentukan terwujudnya aktivitas belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keinginan belajar sepenuhnya ada pada diri anak itu sendiri.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu anak untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh anak, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh anak dan guru.  Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivisme dari belajar.
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan kepada pengembangan intelektual. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran inkuiri:
a.    Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, keberhasilan dan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana anak dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana aktivitas anak dalam mencari dan menemukan sesuatu.
b.   Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara anak dengan guru bahkan interaksi antar anak dengan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar anak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kesabaran dan keuletan dalam kondisi seperti itu.
c.   Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan anak untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d.   Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan.
e.    Prinsip keterbukaan
Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba apapun sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator untuk memberikan kesempatan kepada anak mengembangkan segala potensi yang dimiliki agar menemukan inovasi-inovasi baru.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak diharapkan bukan hasil mengingat, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Memori anak akan bertahan lama bila ia menemukan sendiri berbeda dengan metode mengingat atau hafalan, maka hal tersebut akan lebih cepat lupa. Guru harus bisa merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.       Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar anak siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah pendekatan pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak anak untuk berpikir memecahkan berbagai masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pendekatan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
b.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa anak pada suatu persoalan. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang anak untuk berpikir memecahkan suatu masalah. Proses mencari atau menemukan jawaban itulah yang sangat penting dalam pendekatan inkuiri, oleh sebab itu, melalui proses tersebut anak akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya  mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c.       Mengembangkan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
d.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong anak untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e.       Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan anak atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f.       Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah proses mendeskripsikan atau menceritakan temuan yang diperoleh anak berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan akhir dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada anak data mana yang baik.
2)      Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
a.       Inkuiri induktif terbimbing (guided inquiry)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing anak melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi anak yang kurang dalam motivasi belajarnya.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri induktif terbimbing sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk  yang cukup luas kepada anak.
b.      Inkuiri induktif bebas
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi anak yang telah berpengalaman belajar. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan anak seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan anak dalam memecahkan masalah dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mencari jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan anak menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
Ø  Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum;
Ø  Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum;
Ø  Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa;
Ø  Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan

3)      Penerapan pembelajaran inkuiri di taman kanak-kanak
Disini saya akan memberikan beberapa contoh pembelajaran inkuiri yang dapat diterapkan di taman kanak-kanak. Dimana dalam pembelajaran ini akan menumbuhkan potensi anak untuk menemukan inovasi atau jawaban atas apa yang mereka lakukan dengan sendirinya.
a.       Pembelajaran Manik dan Balok
Sebelumnya guru harus memberitahu anak terlebih dahulu bahwa manik dan balok-balok tersebut bukan untuk dimakan. Balok-balok dilubangi dengan lubang yang bervariasi. Ada yang lubang kecil dan lubang yang besar. Bentuk dan ukuran balok pun bervariasi. Dari kegiatan ini anak dapat mengisi lubang pada balok-balok tersebut.
Dengan percobaan semacam inilah anak akan mengetahui dengan sendiri bahwa balok yang berukuran besar akan terisi lebih banyak manik dibandingkan dengan balok yang berukuran kecil.
b.      Melukis dengan jari
Melukis dengan jari bagi anak usia dini memang akan terlihat berantakan. Aktivitas ini sederhana dan bisa membuat perasaan anak menjadi senang. Aktivitas ini dimulai dengan anak mencelupkan jari-jarinya ke dalam cat dan menggoreskannya di atas kertas. Anak akan merasa senang jika melihat sesuatu yang berwarna-warni. Maka hal tersebut akan membuat anak ketagihan dan ingin mencobanya lagi karena melihat garis-garis terbentuk dari tetesan dan cipratan yang dibuat anak. Maka anakpun akan merasa lebih percaya diri. Sehingga jika anak sudah merasa nyaman dan senang dengan kegiatan yang diberikan guru, maka pada tahap selanjtnya, ada kemungkinan anak mau untuk mencoba menggunakan kuas atau crayon sebagai pengganti cat air.
c.       Lilin dan Plastisin
Lilin dan plastisisn merupahan media yang dapat diberikan kepada anak karena mudah dibentuk. Kreativitas anak dapat tereksplor dengan adanya media ini. Anak bisa menemukan bentuk-bentuk baru dari lilin dan plastisin tersebut.

Solusi Atas Permasalahan yang dikaji:
Hendaknya guru dapat menjadi fasilitator yang lengkap untuk anak dibantu juga dengan keluarga dan lingkungan sekitar yang mendukung, pembelajaran inkuiri ini sangat baik digunakan untuk anak, karena dapat menumbuhkan hal-hal baru yang diciptakan oleh potensi anak itu sendiri. Sehingga jika potensi anak tersebut tidak dapat tereksplor dengan baik maka akan menghambat perkembangan anak selanjutnya.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana anak mengembangkan keterampilan eksperimental dan analisis pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran Inkuiri ini menuntut anak untuk aktif mencari pengetahuan mereka sendiri tetapi dalam proses pembelajaran guru tetap wajib memantau dan membimbing anak dalam proses pembelajaran.

3.2 Saran
Kepada orangtua, guru hendaknya dapat menjadi fasilitator yang lengkap bagi anak. Untuk mengembangkan berbagai potensi dan kreativitas yang dimilki anak. Sehingga akan terciota generasi bangsa yang kreatif, inovatif, berani, mandiri dan percaya diri serta dapat bersaing dengan dunia luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar