BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada era
globalisasi saat ini, menjadi calon guru PAUD sudah cukup banyak digemari oleh
calon mahasiswa yang akan melanjutkan kuliah. Karena peluang kerja untuk
menjadi guru PAUD sangatlah besar. Walaupun masih ada juga yang belum atau
bahkan tidak berminat untuk menjadi guru PAUD. Mengingat akhir-akhir ini
Pemerintah Indonesia sedang menerapkan sistem pendidikan yang baru yang
mewajibkan seluruh anak di Indonesia harus menempuh pendidikan di Pendidikan
Dasar Anak Usia Dini sebelum memasuki jenjang pendidikan berikutnya yaitu
Sekolah Dasar tingkat rendah. Dengan adanya PAUD sangat penting karena PAUD
merupakan pondasi awal bagi anak-anak untuk menjadi calon pemimpin masa depan
Indonesia yang memiliki kemampuan untuk menjadikan Indonesia lebih baik ke
depan.
Karena pentingnya pendidikan pada menjelang akhir masa balita anak. Maka diperlukan juga tenaga pendidik yang profesional. Karena pada usia tersebut, anak berada dalam usia emasnya yaitu berada dalam puncaknya perkembangan kecerdasan anak. Kecerdasan tidak hanya dilihat dari segi intelektualnya, namun dari semua jenis kecerdasan yang lainnya yang dimiliki.
Namun, dari
kenyataan yang ada pada saat ini guru-guru PAUD masih banyak sekali
permasalahan yang harus dihadapi dan guru-guru PAUD tersebut harus mengerti
bagaimana upaya-upaya pengembangan kompetensi profesi yang harus dikembangkan
guru PAUD tersebut dengan berbagai masalah yang ada. Untuk itu, pada kesempatan
kali ini saya akan membahas mengenai hal tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah
a.
Apakah
pengertian profesional itu? Sebutkan ciri-ciri profesi!
b.
Apa sajakah
fenomena masalah guru PAUD saat ini dalam keprofesionalismenya?
c.
Bagaimana
upaya-upaya pengembangan profesi calon guru PAUD sendiri terhadap permasalahan
yang ada saat ini? Agar mereka tetap profesional walaupun meiliki banyak
kendala.
1.3.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui
pengertian dari profesional dan mengetahui ciri-ciri profesi.
b.
Untuk mengetahui
fenomena permasalahan yang dihadapi oleh
guru PAUD dalam keprofesionalismenya.
c.
Untuk mengetahui
upaya-upaya calon guru PAUD dalam pengembangan profesi guru PAUD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Profesional
Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu (kode etik) serta memerlukan pendidikan
profesi.
2.1.1.Ciri-ciri
profesi:
a. Keintelektualan
b. Berkompeten dalam
bidang yang dipelajari
c. Adanya objek praktis
(siswa)
d. Adanya motivasi
altruistik (rela berkorban demi profesi)
e. Cakap dalam
berkomunikasi dan ikut serta dalam organisasi profesi
2.2. Fenomena Masalah
Guru PAUD
Banyak sekali
permasalahan yang dihadapi oleh guru PAUD. Walaupun saat ini pemerintah sedang
menggalakkan pentingnya pendidikan PAUD namun keberadaan guru PAUD masih sangat
diremehkan oleh masyarakat. Padahal kalau tidak ada guru PAUD akan menyulitkan
bagi anak-anak yang memang sangat membutuhkan pendidikan PAUD.
2.2.1.
Isu masalah guru
PAUD
Keberadaan guru
PAUD saat ini memang masih kontroversi. Dalam dunia pendidikan, keberadaan guru
PAUD itu sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Guru PAUD
merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik dalam sekolah
PAUD yang formal ataupun non formal.
Dalam masyarakat
kita guru biasanya di kiaskan dengan kata “digugu” dan ditiru”. Pada hal itu
guru merupakan sosok yang sangat menjadi contoh, apalagi bagi anak-anak PAUD.
Yang pada umumnya anak-anak PAUD belum dapat membedakan,merasakan apalagi
mengerti tentang hal-hal yang mereka belum memahaminya. Maka mereka hanya bisa
melihat dan malakukan dari apa yang dilakukan si pemberi contoh yaitu guru PAUD
itu sendiri.
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru PAUD di
Indonesia:
a.
Masalah kualitas
guru PAUD
Kualitas guru
PAUD sekarang menurut saya masih sangat kurang. Walaupun pemerintah sudah
membuat kebijakan yang isinya bahwa anak-anak di Indonesia harus masuk PAUD.
Dengan adanya kebijakan ini, namun tidak diimbangi dengan kualitas guru PAUD
itu sendiri.
Di Indonesia
masih banyak guru PAUD yang belum dan bahkan tidak dari lulusan sarjana PAUD.
Terlebih lagi saat ini banyak guru PAUD yang bukan ahlinya dalam bidang
kepaudan. Hal ini yang dapat menyebabkan kualitas guru PAUD kurang baik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan pada kesalahan mengajar, kesalahan mendidik
anak-anak PAUD karea mereka tidak mengerti tentang kepaudan.
Jika kualitas
guru PAUD saja masih bisa dibilang kurang bagus. Bagaimana dengan anak-anak
PAUD nantinya. Mereka akan kehilangan masa kanak-kanaknya. Karena yang
diketahui hanyalah mengajarkan anak pada membaca, menulis dan berhitung saja.
Maka diperlukan
sosok guru PAUD yang memang benar-benar mengerti tentang kepaudan. Sosok guru
PAUD yang memang lulusan dari sarjana kepaudan. Jika hal tersebut terwujud maka
anak-anak Indonesia tidak akan kehilangan masa bermainnya, karena seorang guru
yang benar-benar lulusan kepaudan maka mereka sangat menngerti bagaimana cara
mengaja dan mendidik anak-anak PAUD karena guru tersebut sudah memiliki
kualitas yang baik dibidangya.
Namun, jika
memang pada kenyataannya banyak terdapat guru-guru PAUD yang tidak berkualitas
karena memang bukan atau tidak sesuai dengan bidangnya. Pemerintah dapat
melakukan pelatihan kepada guru-guru tersebut setiap beberapa bulan agar mereka
mengerti dan paham bagaimana cara yang benar dalam mengajar dan mendidik
anak-anak PAUD.
Kita sebagai
mahasiswa atau mahasiswi yang memang sedang atau telah masuk di jurusan PAUD
hendaknya dapat membantu pemerintah untuk memberitahukan atau membenahi
guru-guru PAUD tersebut agar mereka bisa menjadi guru yang berkualitas dan tahu
lebih banyak lagi info mengenai kepaudan.
b.
Masalah jumlah
guru PAUD yang masih kurang
Saat ini,
walaupun pemerintah sudah membuat kebijakan pentingnya masuk PAUD. Namun, masih
banyak lulusan SMA yang tidak mau masuk ke jurusan PAUD. Banyak mereka-mereka
yang lebih memilih jurusan lain seperti akuntansi,ekonomi,hukum,matematika,dll.
Tapi mereka tidak memikirkan nasib mereka kedepannya akan seperti apa.
Mereka hanya
berfikir trend saat ini yang bagus hanyalah jurusan itu. Walaupun masih ada
beberapa yang mau masuk ke jurusan PAUD.
Karena kurangnya
kesadaran anak-anak muda akan PAUD maka penting sekali diadakannya sosialisasi
tentang kebijakan pemerintah tersebut agar di Indonesia pada umumnya tidak
kekurangan sosok guru PAUD. Karena peluang menjadi seorang guru PAUD masih
sangat besar dan baik untuk masa depan.
Apalagi jika ada
yang berminat menjadi guru PAUD adalah seorang laki-laki. Sebenarnya itu
kesempatan yang sangat baik. Anak-anak PAUD tidak hanya merasakan dan terbiasa
dengan guru PAUD perempuan namun akan terasa berbeda jika ada guru PAUD adalah
seorang laki-laki.
Guru PAUD saat
ini masih sangat kurang tidak sebanding dengan siswa siswi atau murid yang ada.
Yang seharusnya dalam setiap kelas maksimal 20 atau 25 anak dengan 4 guru.
Namun pada kenyataannya di dalam kelas terdapat 35 anak dengan 2 guru. Hal
tersebut membuat suasana kelas menjadi tidak nyaman karena terlalu banyak anak,
kegiatan belajar mengajar juga menjadi tidak efektif. Walalupun seandainya
ruang kelasnya lebar dan besar namun di dalamnya terdapat banyak anak maka
tidak akan terasa luas.
Seperti yang
kita ketahui, bahwa anak-anak sangat senang sekali bermain, sangat aktif tidak
bisa diam. Jika ruang kelas sempit serta guru yang tidak memadai maka akan
membuat suasana kelas menjadi gaduh.
Sebagai
mahasiswa atau mahasiswi yang ada di jurusan PAUD, sebaiknya kita juga perlu
membantu pemerintah untuk mensosialisasikan mengenai kebijakan pemerintah
tersebut tentang pentingnya PAUD. Agar banyak anak lulusan SMA mau melanjutkan
kuliah dan masuk ke jurusan PAUD.
c.
Masalah
pemerataan atau distribusi guru PAUD
Masalah
pemerataan guru PAUD saat ini masih sangat kurang dan belum merata. Hal ini
merupakan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai
contoh, misalnya di daerah terpencil atau di pelosok daerah, masih sering kita
lihat dan kita dengar adanya kekurangan guru dalam suatu wilayah.
Hal ini sama
halnya dengan guru PAUD, bahkan tidak hanya di daerah terpencil atau di pelosok
daerah. Sebagian besar guru-guru yang ada di kotapun masih kurang sosok guru
PAUD. Untuk itu sangat dibutuhkan sekali calon-calon guru PAUD yang memadai,
yang seimbang dan sesuai antara jumlah guru dengan muridnya serta sesuai
standar yang idealnya 5 murid didampingi oleh 1 guru pendamping.
Jika hal ini
terwujud maka dunia pendidikan di Indonesia serta anak-anak atau calon generasi
Indonesia ke depan akan menjadi lebih baik dalam hal intelektual maupun
kualitas lainnya yang dimiliki masing-masing anak dengan banyak perbedaan yang
ada.
Namun, ada
beberapa faktor lain yang membuat sebuah sekolah khususnya PAUD kekurangan guru
yaitu seperti masalah fasilitas atau sarana dan prasarana yang tidak memadai
dan kesejahteraan guru yang masih jauh dari yang diharapkan.
d.
Masalah
kesejahteraan guru PAUD
Kesejahteraan
guru di indonesia khususnya guru PAUD masih sangat memprihatinkan. Penghasilan
guru PAUD yang bisa dibilang sangat rendah dari harapan, Hal itulah yang
membuat mereka sulit untuk mencukupi kebutuhan. Apalagi bagi guru-guru PAUD
yang masih berstatus guru honorer atau guru panggilan.
Kondisi seperti
ini, yang mendorong para guru PAUD untuk mencari penghasilan tambahan untuk
mencukupi kebutuhan hidupya. Misalkan dengan mereka berwirausaha membuka warung
atau apapun untuk memenuhi semua kebutuhan.
2.2.2.
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah
sebagai penyelenggara Negara mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan Nasional yang akan berdampak pada keprofesionalan seorang
guru.
Dalam hal ini,
pemerintah menetapkan UU NO.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di
Indonesia untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang kurang baik di negeri
tercinta ini. Pemerintah juga menetapkan landasan yuridis tentang guru dan
dosen dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 Bab IV pasal 8.
Dalam UU
tersebut terdapat isi beberapa kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik
tidak terkecuali untuk guru PAUD. Seorang guru PAUD harus mempunyai empat
kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik (kemampuan dalam ilmu pengetahuan),
kompetensi kepribadian (kemampuan dalam sikap/perilaku), kompetensi profesional
(memiliki keahlian khusus) dan kompetensi sosial (kemampuan bersosialisasi atau
berkomunikasi).
Diharapkan
dengan adanya kompetensi-kompetensi di atas pendidikan di Indonesia menjadi
semakin lebih baik dan yang terpenting kualitas atau keprofesionalan seorang
guru juga lebih baik lagi. Dengan guru yang profesional, dengan kualitas guru
yang baik maka akan tercipta pula generasi-generasi mendatang yang berkualitas
unggul dan dapat bersaing di era globalisasi yang semakin luas pada masa
mendatang.
2.2.3.
Citra guru PAUD
di masyarakat saat ini
Pencitraan
masyarakat terhadap guru PAUD berbeda-beda. Ada yang memberikan tanggapan
positif dan negatif. Jika ada masyarakat yang memberikan tanggapan positif
tentang adanya guru PAUD maka mereka adalah orang-orang yang telah mengerti
betapa pentingnya guru PAUD dan PAUD itu sendiri.
Namun, jika ada
masyarakat yang masih beranggapan negatif kepada guru PAUD. Maka mereka adalah
orang-orang yang tidak mengerti akan pentingnya seorang guru PAUD. Banyak di
masyarakat yang menganggap “apa sih guru PAUD, berpenghasilan kecil serta hanya
mengajar dan mendidik anak kecil”. Kata-kata itulah yang banyak terucap dalam
masyarakat kita.
Padahal jika
kita kaji, bagaimana anak-anak mereka jika tidak ada guru PAUD. Masyarakat
tidak mengetahui bahwa guru PAUD juga sama seperti guru-guru umum lainnya.
Menjadi guru PAUD juga tidak semudah yang mereka pikir.
Menjadi seorang
guru PAUD harus memiliki mental baja, harus memiliki kesabaran yang ekstra
karena menghadapi anak-anak yang aktif dan yang terpenting adalah menjadi guru
PAUD juga harus memiliki empat kompetensi agar dapat menjadi guru PAUD yang
profesional dan berkualitas.
Saat ini hal
yang paling penting yang harus dilakukan seorang guru PAUD adalah tetap berkepribadian
mantap, tetap memberikan yang terbaiknya untuk peserta didiknya, tetap menjaga
hubungan harmonis dengan masyarakat walaupun dengan berbagai omongan yang
diterima, tetap memberikan motivasi serta kasih sayangnya untuk peserta didik
dan mampu mengajar dan mendidik dengan suasana yang menyenangkan dengan masalah
apapun yang terjadi baik masalah internal maupun eksternal.
2.3. Mengetahui
Upaya-upaya Calon Guru PAUD dalam Pengembangan Profesi Guru PAUD
Dengan berbagai masalah
guru PAUD yang telah digambarkan diatas, maka bagaimana upaya seorang guru PAUD
agar tetap dapat mengembangkan kompetensi profesinya?
2.3.1.
Upaya-upaya yang
dilakukan guru PAUD dalam rangka mengembangkan kompetensi profesionalnya:
1.
Memahami
tuntutan standar profesi yang ada.
Seorang guru
PAUD yang berkompeten dan profesional harus memahami betul standar profesi yang
ada. Seorang guru PAUD dituntut untuk dapat menjadi guru PAUD yang menjalankan
kewajiban mengajar atau mendidiknya sesuai dengan kode etik guru yang tercantum
dalam UU RI No.14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 8.
Dalam kode etik
tersebut, seorang guru PAUD dituntut untuk dapat bertanggung jawab terhadap
profesinya, tepat waktu dalam mengajar atau memiliki disiplin tinggi, berakhlak
mulia, serta yang paling penting adalah bangga menjadi guru PAUD.
Seorang guru
PAUD juga harus bisa memahami karakteristik peserta didik,
menguasai berbagai teori/materi belajar, serta dapat berkomunikasi dengan baik
kepada peserta didiknya.
Bagi seorang
guru PAUD, dengan adanya tuntutan standar profesi. Dapat menjadikan guru PAUD
tersebut lebih semangat lagi untuk meningkatkan kompetensi profesinya. Tuntutan
standar profesi yang ada harus ditempatkan pada prioritas utamanya. Hal ini
dikarenakan beberapa alasan, yaitu:
Ø Adanya persaingan global, hal ini memungkinkan untuk
seorang guru PAUD yang berkualitas atau berprestasi dapat bermobilitas atau
pindah mengajar hingga sampai ke luar negeri.
Ø Sebagai seorang guru PAUD yang profesional, guru
harus dapat mengikuti tuntutan masyarakat agar dapat memberikan pelayanan yang
terbaiknya.
Ø Menjadi seorang guru PAUD yang tidak mudah putus asa
dalam keinginannya untuk terus belajar, yakni dengan terus belajar sepanjang
hidupnya serta mau melihat perkembangan baru yang ada saat ini.
2.
Mencapai
kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.
Untuk mencapai
kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan, seorang guru PAUD harus mengikuti
berbagai pelatihan agar mendapatkan ilmu baru yang dapat diaplikasikan untuk
dirinya maupun peserta didiknya serta melakukan berbagai upaya lain untuk dapat
memperoleh sertifikasi guru PAUD.
3.
Membangun hubungan
dengan teman yang satu profesi maupun yang berbeda profesi secara baik dan luas.
Upaya yang
dilakukan untuk membangun teman satu profesi maupun yang berbeda profesi yaitu dapat
membina jaringan kerja sama satu sama lain.
Jaringan kerja
atau kerja sama ini dapat dimulai dari skala yang sempit yaitu dengan rekan
kerja yang satu profesi. Misalnya dengan melakukan pertemuan atau mengadakan
arisan, berolahraga bersama secara rutin, silaturahmi atau melakukan bakti
sosial bersama. Dalam melakukan kegiatan tersebut dalam memulai pembicaraan
mengenai kisah sukses atau pengalam berharga masing-masing guru PAUD sehingga
kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari kisah tersebut.
Bisa juga dengan
jaringan kerja skala luas yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang
ada saat ini. Seperti internet, facebook, twitter agar guru PAUD tersebut dapat
melihat bagaimana perkembangan di dunia internasional yang dapat diambil dan
dijadikan sebagai acuan bagi dirinya.
4.
Memiliki
semangat kerja (etos kerja) yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi.
Upaya membangun
etos kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi ini dimaksudkan guru PAUD
untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada peserta didiknya, orang
tua dan masyarakat. Untuk itu guru PAUD harus bisa mempertanggungjawabkan
pelaksaan tugasnya untuk berbagai pihak.
5.
Memiliki inovasi
dan kreatifitas yang tinggi.
Seorang guru
PAUD harus memiliki kreatifitas dan
inovasi baru, dapat menciptakan kreasi yang baru dan berbeda agar dapat
menjadikan perserta didiknya menjadi anak yang kreatif, mandiri dan dapat
mengembangkan berbagai komponen yang ada. Dengan guru yang kreatif maka suasana
pembelajaran akan terasa menyenangkan dan tidak membuat anak bosan.
Seorang guru
PAUD juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang mutakhir
saat ini serta dapat mengaplikasikan berbagai teknologi informasi yang ada agar
tidak ketinggalan zaman dalam kemampuannya mengelola pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu (kode etik) serta memerlukan
pendidikan profesi.
Ciri-ciri
profesi:
1.
Keintelektualan
2.
Berkompeten
dalam bidang yang dipelajari
3.
Adanya objek
praktis (siswa)
4.
Adanya motivasi
altruistik (rela berkorban demi profesi)
5.
Cakap dalam
berkomunikasi dan ikut serta dalam organisasi profesi
Seorang guru PAUD
dikatakan profesional apabila dapat melaksanakan tugasnya dengan baik walau
dengan masalah apapun yang terjadi baik masalah intern maupun masalah ekstern.
Guru PAUD harus bisa mengatasi berbagai masalah dengan upaya-upaya yang
dilakukan.
3.2. Saran
Dari berbagai persoalan
yang ada, seorang guru PAUD harus tetap semangat walaupun dengan berbagai
masalh yang ada, harus tetap menjalankan profesinya dengan baik dan tetap
profesional, serta tetap menjadi guru PAUD yang berkompeten dan tetap memiliki
kualitas yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar